Ketika penduduk setempat muncul keesokan harinya, mereka terkejut. “Mereka melihat pasukan penyerang Kartago tepat di atas kepala mereka,” tulis Livy.
Pertempuran dengan suku di Pegunungan Alpen
Meski mengetahui besarnya pasukan Hannibal, suku tersebut tetap menyerang pasukan Kartago. Pasukan Kartago menderita kerugian besar, namun mereka bisa bertahan.
Pasukan Hannibal menyerang dan merebut kota terdekat musuh. Mereka kemudian memulihkan beberapa tentara, bagal dan kuda. Selain itu, pasukan juga menyita cukup makanan untuk bertahan beberapa hari.
Segera setelah itu, Hannibal berdamai dengan para kepala suku di Pegunungan Alpen. Tapi mereka ternyata sama berbahayanya dengan medannya.
Suku meluncurkan serangan mendadak lainnya tepat saat tentara Kartago sedang melewati medan yang sangat sulit.
Sekali lagi, Hannibal dan tentaranya mengalami kerugian besar, tetapi berhasil melawan para penyerang.
Pasukan gajah Hannibal terbukti merupakan aset yang berharga. Musuh ketakutan dengan penampilan aneh gajah dan tidak pernah berani mendekatinya.
Pada hari ke-9, pasukan Hannibal mencapai titik tertinggi dari rute tersebut, tetapi mereka merasa lelah dan putus asa.
Melihat keputusasaan prajuritnya, Hannibal menunggang kudanya ke depan. Dia menghentikan pasukan dan mendesak mereka untuk menatap ke bawah ke Lembah Po Italia.
“Setelah itu, semuanya akan lebih mudah. Tidak ada lagi bukit yang harus didaki,” sang jenderal memberi tahu anak buahnya.
Turunan curam yang membahayakan pasukan besar