Pada tahun 1687, Saikaku menerbitkan novel pertama tentang samurai. Koleksi kumpulan novel tentang samurai Saikaku berikutnya menceritakan tentang komitmen samurai terhadap tugas mereka, bukan memuji balas dendam. Berbeda dari novel pertamanya tentang samurai yang memberi contoh balas dendam. Pada novel ini rasa terima kasih, kasih sayang dan kemurahan hati ditekankan sebagai kualitas paling penting dari samurai.
Meskipun kisah-kisah Saikaku tentang samurai tidak sepopuler novel cintanya, cerita dalam Buke giri monogatari Kisah Kehormatan Samurai menunjukkan keberanian seorang samurai yang heroik. Saikaku berusaha membangun kebajikan dalam diri para pembacanya. Namun demikian, seolah-olah kematian adalah keadaan alami dan kehidupan hanyalah rintangan yang menghalangi jalan menuju kematian.
Samurai dapat dengan mudah mengorbankan hidup mereka demi tugas. Bukan sembarang kematian. Seorang samurai mencari kematian yang berkualitas. Kebajikan adalah kesetiaan. Mengorbankan hidup seseorang untuk melayani tuannya agar diberkati.
Michael Hoffman, seorang jurnalis The Japan Times mengatakan Ihara Saikaku adalah novelis terbaik dalam menggambarkan kesetiaan, cinta, dan keserakahan. Saikaku dapat dikatakan adalah sebagai salah satu pendiri budaya populer Jepang yang kini telah dikenal di seluruh dunia.
Saikaku meninggal di Osaka pada tahun 1693. Bersama dramawan Chikamatsu Monzaemon dan penyair Matsuo Basho, dia dianggap sebagai salah satu dari tiga tokoh sastra besar pada zaman Edo. Salah satu bukunya yang berjudul Saikaku oridome Anyaman Terakhir Saikaku diterbitkan satu tahun setelah kematiannya.