Ilmuwan Australia: Penindasan Ilmiah Mengancam Konservasi di Indonesia

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 12 Agustus 2023 | 17:06 WIB
Penindasan ilmiah di Indonesia mengancam konservasi. (Science)

“Jika Anda melihat peta panas Bumi, dan di mana spesies yang terancam punah berada, Indonesia dan wilayah umumnya berada di luar grafik,” kata ilmuwan lingkungan tropis William F. Laurance dari James Cook University.

Laurance telah melakukan penelitian tentang dampak lingkungan dari pembangunan di Asia Tenggara selama lebih dari satu dekade.

Laurance dan tim penulis mengatakan bahwa mereka tertarik untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang dihadapi konservasi di Indonesia.

Indonesia adalah negara megadiversitas yang memiliki bentangan hutan hujan tropis terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah spesies terancam punah yang hampir tak tertandingi.

Kemudian, selama mereka bekerja di wilayah Indonesia, mereka menyaksikan banyak contoh ketika pemerintah dan perusahaan menghambat penelitian—termasuk penelitian mereka sendiri.

Misalnya, mereka menulis dalam surat tersebut, pada tahun 2022. Lima peneliti konservasi terkemuka dilarang bekerja di Indonesia dengan alasan bahwa mereka memiliki “niat negatif” untuk “mendiskreditkan pemerintah.”

Para peneliti mereferensikan makalah tentang konservasi hutan dan pengelolaan satwa liar di Sumatra, di mana tim tersebut memiliki banyak kolega dari Indonesia.

Mereka menolak kolaborasi “karena kekhawatiran bahwa hal itu dapat berdampak buruk pada pendanaan, izin penelitian, atau peluang kontrak komersial di Indonesia.”

“Para peneliti berkata, 'Yah, tidak, Anda tidak dapat menceritakan kisah itu, meskipun itu benar, dan Anda tidak dapat mengidentifikasi saya atau memasukkan semua detail yang relevan.' Dan ini terus terjadi berulang kali. Ini adalah iklim ketakutan,” kata Laurance.

Daerah pegunungan tropis merupakan pusat area keanekaragaman hayati. (IFL Science)

Untuk melindungi penelitian lingkungan di Indonesia dan para kontributor yang mengerjakannya, Laurance dan timnya menyarankan agar organisasi yang mendanai penelitian di wilayah tersebut memerlukan transparansi data untuk penelitian yang mereka dukung.

Mereka juga merekomendasikan penerapan dan penggunaan situs “Safe houses” yang merupakan situs pelapor yang dirancang untuk melindungi anonimitas dan kebocoran informasi.