Para ilmuwan membandingkan gajah Afrika liar dari spesies Loxodonta africana dengan bonobo dan manusia pada 19 sifat sosial, kognitif dan fisik.
Para peneliti menemukan bahwa gajah, seperti bonobo dan manusia, tidak terlalu agresif, banyak bermain, memiliki masa kanak-kanak yang panjang. Gajah liar Afrika saat ini mencapai masa remaja pada usia 10 hingga 20 tahun dan saling menjaga keturunan.
Mereka juga menemukan bahwa gajah, seperti bonobo dan manusia, memiliki tulang rahang yang relatif pendek. Fitur itu adalah suatu sifat yang biasa terlihat pada hewan peliharaan lainnya.
Fitur itu dianggap sebagai produk sampingan dari pemilihan sifat lain selama domestikasi.
Para ilmuwan juga membandingkan genom gajah sabana liar Afrika dengan 261 mamalia peliharaan seperti anjing, kucing, dan kuda.
Para ilmuwan mengidentifikasi 79 gen yang terkait dengan domestikasi pada spesies lain. Tampaknya itu menjadi lebih umum pada generasi gajah dari waktu ke waktu.
Temuan menunjukkan bukti bahwa gajah telah mendomestikasi diri sendiri, tulis para ilmuwan di makalah mereka.
Salah satu faktor yang mendorong domestikasi diri ini bisa jadi adalah "ukuran besar dan kekuatan relatif" gajah.
"Sehingga mereka "kurang khawatir untuk menghindari atau melawan hewan lain demi kelangsungan hidup mereka," tulis para peneliti dalam makalah mereka.
Hal ini memungkinkan raksasa lembut untuk "membebaskan sumber daya kognitif dan membuka peluang untuk eksplorasi, komunikasi, dan bermain," tulis tim tersebut.
Ahli lain tidak setuju