Menakar Dampak Perubahan Iklim terhadap Wilayah Pesisir Indonesia

By Ricky Jenihansen, Rabu, 16 Agustus 2023 | 15:50 WIB
Permasalahan di wilayah pesisir terkait dengan perubahan iklim terus mendapat perhatian yang tinggi. (Luca Vaime/Shutterstock)

Erosi pesisir, banjir pesisir, dan pencemaran air merupakan masalah umum yang memengaruhi infrastruktur dan ekosistem buatan manusia di wilayah pesisir.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai lebih dari 81.000 kilometer.

Garis pantai Indonesia berpenduduk padat karena sekitar 220 juta orang Indonesia tinggal dalam jarak 100 km dari pantai, dan dari jumlah tersebut lebih dari 150 juta orang bergantung pada sumber daya laut untuk penghidupan mereka.

Semua kegiatan di pesisir dan lautan menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti misalnya transportasi laut, industri lepas pantai, industri angkatan laut, ekstraksi sumber daya, budi daya ikan, dan pariwisata.

"Oleh karena itu, informasi tentang pengaruh perubahan iklim terhadap wilayah pesisir menjadi pengetahuan utama bagi para insinyur, pemangku kepentingan, atau pengambil keputusan untuk mengembangkan strategi mitigasi dan adaptasi untuk pembangunan pesisir di masa mendatang," menurut para peneliti.

Permukaan laut

Pemanasan global sebagai akibat dari efek gas rumah kaca, berdampak pada kenaikan permukaan air laut. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada tahun 2007 melaporkan bahwa muka air laut naik rata-rata 2,5 milimeter per tahun.

Sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari 80.000 kilometer, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut.

Saat ini, terdapat beberapa teknologi penginderaan jauh yang dapat memantau kondisi lautan secara terus menerus," tulis para peneliti.

"Teknologi satelit altimeter adalah salah satunya, teknik untuk memantau perubahan permukaan laut."

Satelit altimetri merupakan teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan dinamika kelautan secara global seperti arus laut, SLA (Sea Level Anomaly), El Nino, dan berbagai kajian lainnya.

Selama dua dekade terakhir, pengamatan dari satelit altimeter telah menunjukkan deskripsi dramatis variabilitas permukaan laut. Pengamatan menggunakan resolusi spasial yang lebih tinggi daripada pengukur pasang surut tradisional.