Bagian ini menjelaskan proyeksi kenaikan muka air laut berdasarkan data altimeter satelit. Penelitian ini menggunakan data altimeter dari wilayah laut Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.
Proses dan analisis data tinggi muka air laut dilakukan dengan menggunakan Basic Radar Altimetry Toolbox (BRAT). Pemantauan kenaikan muka air laut dilakukan selama 4 tahun (2009-2012) di empat lokasi yaitu Medan, Pemangkat, Ambon, dan Manokwari.
Pada tahun 2012, dilaporkan kenaikan muka air laut tertinggi di Manokwari 14,1 mm/tahun, dan terendah di Ambon sebesar 1,175 mm/tahun.
Iklim gelombang laut global telah lama menjadi minat komunitas teknik kelautan. Hal itu karena kebutuhan akan data gelombang operasional yang akurat.
Mereka menggunakannya untuk aplikasi seperti desain kapal, desain struktur lepas pantai dan pantai, atau operasi angkatan laut. Sekarang, ada minat besar pada perubahan iklim dan pengaruhnya dengan wilayah pesisir sebagai akibat dari pemanasan global.
"Oleh karena itu, diperlukan kajian untuk memprediksi pengaruh pemanasan global terhadap iklim gelombang laut," menurut para peneliti.
"Tujuan dari bagian ini adalah untuk menganalisis variabilitas tinggi gelombang signifikan untuk periode 20 tahun 1984-2003."
Menurut peneliti, perairan pesisir telah menghangat selama abad terakhir, dan kemungkinan besar akan terus menghangat sebanyak 4 sampai 8 derajat Fahrenheit di abad ke-21.
Pemanasan ini dapat menyebabkan perubahan besar dalam pola sirkulasi laut dan salinitas, yang memengaruhi spesies yang menghuni daerah tersebut.
Seiring dengan semakin intensifnya proses pemanasan global, maka intensitas El Nino dan La Nina juga semakin meningkat.
Seperti misalnya peristiwa El Nino tahun 1997/1998. Peristiwa itu telah menyebabkan musim kemarau panjang dan menyebabkan pemutihan karang di Indonesia.
Pada saat terjadinya La Nina tahun 1999, Indonesia mengalami peningkatan curah hujan yang tinggi, dan tinggi muka air laut 20cm sampai 30cm, menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah pesisir Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau dan garis pantai lebih dari 81.000 kilometer, wilayah pesisir Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim.
"Kecenderungan kenaikan permukaan air laut yang meningkat, suhu laut yang lebih hangat dan peningkatan tinggi gelombang yang signifikan adalah beberapa contoh kecil dari dampak perubahan iklim di Indonesia," tulis para peneliti.
"Masalah-masalah ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mengembangkan rencana adaptasi dan mitigasi untuk pembangunan masa depan yang terkait dengan wilayah pesisir."
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.