Diogenes, Filsuf Yunani Kuno yang Menghina Plato dan Alexander Agung

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 14 Oktober 2023 | 17:00 WIB
Catatan sejarah filsuf mengatakan bahwa Diogenes berjalan di siang hari dengan lentera yang menyala sambil berkata sinis: (Chris Tolworthy/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Diogenes dari Sinope (hidup sekitar 202-323 SM) merupakan seorang filsuf mazhab Sinisme Yunani. Ia terkenal karena sering berjalan memegang lentera di depan wajah warga Athena dan menyatakan bahwa dirinya sedang mencari orang yang jujur.

“Ia menolak konsep ‘sopan santun’ karena [merupakan] sebuah kebohongan dan menganjurkan kejujuran sepenuhnya setiap saat dan dalam keadaan apa pun,” jelas Joshua J. Mark di laman World History.

Diogenes kemungkinan besar adalah murid dari filsuf Antisthenes (l. 445-365 SM, yang belajar dengan Socrates). Ia mendapat julukan dari Plato sebagai “Socrates yang menggila”.

Diogenes dikatakan telah disingkirkan dari kota asalnya Sinope, tetapi ia tidak pernah peduli. Ia berkata, “Rumahku adalah seluruh bumi, dan aku bisa tinggal di mana saja yang kusuka.”

Ia membuat rumah untuk dirinya sendiri di Athena. Alih-alih rumah pada umumnya, Diogenes tinggal di sebuah tong dan bertahan hidup dari hadiah para pengagumnya, mengais makanan, dan mengemis.

Joshua menjelaskan, "Pencarian orang jujur" yang terkenal dari Diogenes adalah caranya untuk membongkar kemunafikan dan kepalsuan konvensi masyarakat yang sopan.

“Dengan menyorotkan cahaya secara harfiah ke wajah orang-orang di siang bolong, ia memaksa mereka untuk mengakui partisipasi mereka dalam praktik-praktik yang menghalangi mereka untuk hidup dengan jujur,” jelas Joshua.

Sepanjang perjalanannya, Diogenes telah menginspirasi beberapa orang untuk mengikuti teladannya, terutama Crates dari Thebes.

Diogenes masih sangat dihormati hingga saat ini karena komitmennya terhadap kebenaran dan hidup sesuai dengan keyakinannya.

Keyakinan Diogenes

Antisthenes merupakan guru Diogenes ketika dirinya berada di Athena. Antisthenes merupakan salah satu dari sekian banyak murid Socrates yang mendirikan sekolahnya sendiri.

Awalnya, ia menolak Diogenes sebagai muridnya. Namun akhirnya ia luluh dengan kegigihannya dan kemudian menerimanya sebagai murid.