Lantai paling atas berbentuk segi delapan. Serangkaian atap yang menjorok melindungi dinding dari hujan.
Kastel Azuchi memiliki ruang audiensi, ruang pribadi, kantor, dan perbendaharaan. Semuanya didekorasi dengan mewah. Sayangnya, setelah Nobunaga dibunuh pada tahun 1582, bangunan kastel dihancurkan. Kini, banyak perdebatan di kalangan sejarawan modern mengenai seperti apa sebenarnya Kastel Azuchi.
Tampaknya Nobunaga membangun Kastel Azuchi terutama karena alasan politik guna mendukung cita-citanya menjadi penguasa Kekaisaran Jepang. Alih-alih untuk keperluan militer, kastel itu dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatannya.
Tujuan ini juga tercermin dalam posisi kastel tepat di sebelah timur Kyoto. Di sana, terdapat tiga jalan penting yang menghubungkan ibu kota dengan Jepang timur.
Setelah kematian Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, salah satu daimyo bawahannya, menyelesaikan sebagian besar reunifikasi Kekaisaran Jepang. Hideyoshi juga membangun sejumlah kastel besar, termasuk di Osaka dan Fushimi dekat Kyoto.
Tokugawa Ieyasu dan Kastel Edo
Periode kedua dalam sejarah pembangunan kastel Jepang dimulai pada tahun 1600 saat Pertempuran Sekigahara. Pembangunan itu berakhir pada tahun 1615 dengan kematian Toyotomi Hideyori dan penghancuran Kastel Osaka.
Pada tahun 1590, Ieyasu memindahkan markas besarnya dari Jepang tengah ke wilayah Kanto. Di sana ia memulai pembangunan sebuah kastel di sebuah desa nelayan kecil bernama Edo (sekarang Tokyo).
Setelah menjadi shogun, ia dengan cepat memperluas konstruksi dan membangun kastel terbesar dalam sejarah Kekaisaran Jepang. “Kastel Edo tidak hanya besar tetapi juga rumit,” ungkap Squires.
Lahannya dibagi menjadi berbagai benteng yang dikelilingi parit dan dinding batu besar. Di tembok ini, berbagai menara dan rumah jaga dibangun. Setiap benteng dapat dicapai melalui jembatan kayu dengan gerbang di kedua sisinya.
Keliling tembok mencapai ukuran sekitar 16 kilometer. Kota Edo tumbuh di sekitar kastel. Keshogunan Tokugawa digulingkan pada tahun 1868 dan kelas samurai pun menghilang dari Kekaisaran Jepang. Setelah itu, Kastel Edo menjadi rumah keluarga Kekaisaran Jepang. Kastel Edo pun berganti nama menjadi Istana Kekaisaran.