Praktik-praktik ini dapat berupa perjalanan pegunungan yang melelahkan, meditasi di bawah derasnya air terjun, dan bahkan melompati kobaran api. Dengan menjauhkan diri dari kesenangan dunia, masyarakat, dan memusatkan perhatian pada alam, yamabushi dapat meninggalkan diri duniawinya. Pada akhirnya, yamabushi bisa mencapai pencerahan, mengakhiri siklus kelahiran kembali.
“Yamabushi juga menguasasi berbagai seni bela diri dan teknik bertahan hidup,” tambah Lloyd. Semua itu dapat membantu meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan spiritual. Oleh karena itu, yamabushi dikenal sebagai pejuang hebat di Kekaisaran Jepang.
Ketika reputasi yamabushi meningkat, sebagian anggota yamabushi masuk dalam hierarki istana. Para biksu dan kuil mulai mendapatkan pengaruh politik. Yamabushi membantu Kaisar Go-Daigo dalam upayanya untuk menggulingkan Keshogunan Kamakura. Saat itu, mereka membuktikan keterampilan bertarung untuk menghadapi samurai profesional.
Beberapa abad kemudian, pada Periode Sengoku, yamabushi dapat ditemukan di antara para penasihat dan prajurit dari semua penguasa.
Saat ini, Yamabushi terus melayani masyarakat seperti yang mereka lakukan di masa lalu di Kekaisaran Jepang. Tidak lagi melalui kematian dalam pertempuran, yamabushi hidup dalam damai dan memberikan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkannya.