Selain itu, Aphrodite juga merupakan dewi kecantikan dan perhiasan pribadi, yang menginspirasi dan memimpin kepekaan estetika orang Yunani kuno.
Kekuatannya diyakini memberikan keindahan yang tak tertandingi dan pesona yang tak tertahankan kepada orang-orang yang disukainya.
Dalam pengertian ini, ia dipandang sebagai sumber ketertarikan dan hasrat, yang mewujudkan daya tarik fisik dan daya tarik estetika.
Sebagai dewi kesuburan, Aphrodite memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pernikahan dan prokreasi. Dia diminta oleh wanita yang ingin melahirkan anak dan oleh pasangan yang menginginkan kehidupan pernikahan yang bahagia dan sejahtera.
Dalam masyarakat yang menghargai garis keturunan, berkah Aphrodite dalam bidang ini sangat dicari.
Aphrodite juga memegang kendali atas laut, mengacu pada kelahiran maritimnya. Pelaut dan orang-orang yang bergantung pada laut untuk mata pencahariannya akan mencari perlindungan selama pelayaran.
Perannya dalam Menyebabkan Perang Troya
Saat Perang Troya yang epik, Aphrodite memainkan peran penting dalam menggerakkan seluruh konflik. Dalam Penghakiman Paris itu sebuah apel emas bertuliskan 'yang tercantik' akan dianugerahkan kepada dewi tercantik.
Hera, Athena, dan Aphrodite masing-masing percaya bahwa apel itu untuk mereka, sehingga mengarah ke kontes yang dinilai oleh Paris, seorang pangeran Troy.
Aphrodite, yang menjanjikan Paris wanita tercantik di dunia, Helen dari Sparta, memenangkan kompetisi tersebut. Hal ini mengakibatkan penculikan Helen dan Perang Troya yang berlangsung selama satu dekade.
Hubungan Aphrodite dengan Adonis, makhluk fana dengan kecantikan luar biasa, adalah mitos penting lainnya. Dia begitu terpesona dengan Adonis sehingga dia mempercayakannya kepada Persephone untuk diamankan.
Namun, Persephone juga jatuh cinta padanya, menyebabkan perselisihan yang harus diselesaikan Zeus. Diputuskan bahwa Adonis akan menghabiskan sepertiga tahunnya bersama Aphrodite, sepertiga waktunya dengan Persephone, dan sepertiga sisanya di mana pun ia memilih.