Namun, warisan Jenghis Khan, putra-putranya, dan cucu-cucunya menjadi merupakan salah satu warisan budaya yang bernilai, seperti pencapaian seni, cara hidup yang sopan, dan seluruh benua yang bersatu di bawah apa yang disebut Pax Mongolica atau "Perdamaian Mongolia."
Hanya sedikit orang yang menyadari bahwa Dinasti Yuan di Tiongkok (1271–1368) adalah bagian dari warisan Jenghis Khan melalui pendirinya, Khubilai Khan, cucu dari Jenghis Khan yang memerintah 1260–1295.
Stefano Karboni menambahkan bahwa pada masa pemerintahan Kubilai Khan, saat itu Kekaisaran Mongol berada pada masa kejayaan terbesarnya dalam dua generasi setelah Jenghis Khan.
"Bangsa Mongol sangat cepat dalam mengubah diri mereka dari masyarakat suku yang nomaden menjadi penguasa kota dan negara bagian," imbuhnya. Mereka juga belajar dengan cepat bagaimana mengelola kekaisaran Mongol yang luas.
Mereka dengan mudah mengadopsi sistem administrasi negara-negara yang ditaklukkan, menempatkan segelintir orang Mongol di posisi teratas namun mengizinkan mantan pejabat lokal untuk menjalankan urusan sehari-hari.
Sistem cerdas ini memungkinkan mereka mengendalikan setiap kota dan provinsi, tetapi juga berhubungan dengan penduduk melalui administratornya. Penyatuan politik Asia di bawah pemerintahan Kekaisaran Mongol mengakibatkan perdagangan aktif dan perpindahan pemukiman seniman dan pengrajin di sepanjang jalur utama.
Pada pertengahan abad ke-13, Kekaisaran Mongol telah membentuk kerajaan terbesar yang saling berdekatan di dunia, menyatukan budaya Tiongkok, Islam, Iran, Asia Tengah, dan nomaden dalam sensibilitas Mongol yang menyeluruh.
Seperti halnya cucu Jenghis Khan, Hülegü, telah berhasil menaklukkan Iran pada tahun 1256 dan menaklukkan Bagdad, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah, pada tahun 1258. Dinasti Hülegü memerintah wilayah ini, yang disebut Iran Raya, hingga sekitar tahun 1353.
Setelah itu perolehan kekuasaan mereka dengan cepat merambah di dunia Islam. Pengaruh Mongol pada budaya Iran dan Islam melahirkan periode luar biasa dalam seni Islam yang menggabungkan tradisi mapan dengan bahasa visual baru yang diwariskan dari Asia Timur.