Pada jam-jam pertama hidupnya, dia entah bagaimana melarikan diri dari buaiannya, berjalan melintasi pedesaan dan mencuri beberapa lembu Apollo.
Dalam karya Homer The Iliad dan The Odyssey, meski tradisi ini tidak disebutkan, Dewa Hermes dicirikan sebagai pencuri yang licik.
Versi lain menyebutkan pencurian lembu terjadi jauh di kemudian hari dalam kehidupan dewa mitologi Yunani.
Kelicikannya sedemikian rupa sehingga agar tidak meninggalkan jejak kaki dan ketahuan, Hermes mengenakan sandal dan membawa lembu ke Pylos.
Di sana dia membunuh dua ekor dan mengunci sisanya di dalam gua. Dewa Apollo, berkat kemampuannya bernubuat, menemukan bahwa pelaku perampokan ternaknya adalah Hermes.
Dia kemudian pergi ke Cilene untuk menuduhnya di depan Maya. Dia menunjukkan anak itu dalam buaiannya kepada dewa, tetapi Apollo membawa anak itu kepada Zeus dan meminta ternaknya dikembalikan.
Dewa Hermes menolak, tapi Dewa Zeus memerintahkan dia untuk memenuhi tuntutan Dewa Apollo.
Namun, Hermes, karena melihat pernyataannya tidak dipercaya, ia membawa Apollo ke tempat dia menyembunyikan lembu tersebut dan kemudian kembali.
Ketika Apollo kemudian mendengar suara indah kecapi Hermes, dia sangat senang karena dia tetap bersama hewan-hewan itu, dan kemudian, kedua dewa itu menjadi teman dekat.
Dewa Apollo memberi Dewa Hermes tongkat emas gembalanya, mengajarinya seni bernubuat dengan menggunakan dadu, dan Zeus menjadikannya pembawa berita para dewa akhirat.
Hermes dan perannya sebagai dewa Mitologi Yunani