Lebih 30 Persen Terumbu Karang Pesisir Indonesia dalam Kondisi Buruk

By Ricky Jenihansen, Selasa, 5 September 2023 | 14:00 WIB
Memudarnya warna terumbu karang. Pada satu hingga tiga meter di bawah laut, karang yang memutih terlihat dari pemukiman terdekat. Karang ini terletak di pulau Yensawai Barat, Kepulauan Rajaampat, Papua Barat, Indonesia. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Setiap tahunnya, RCO mensurvei 1.151 terumbu karang di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Mereka mengkategorikan kondisi kesehatan terumbu karang berdasarkan persentase tutupan karang keras hidup (HC).

Masing-masing terumbu karang kemudian ditempatkan ke dalam 1 dari 4 kategori. Buruk (bila HC ≤ 25%), Sedang (bila 25% < HC ≤ 50%), Baik (50% < HC ≤ 75%), dan Sangat Baik (bila HC > 75%).

Rincian hasil survei 1.151 terumbu karang Indonesia yang mereka survei pada tahun 2019, yaitu dalam 33,8% dalam kondisi buruk (390 terumbu karang), 37,4% sedang (431 terumbu karang), 22,4% baik (258 terumbu karang) dan 6,4% luar biasa (74 terumbu karang).

Dengan kata lain, hanya sekitar 30% terumbu karang di pesisir Indonesia yang memiliki tutupan karang lebih dari 50% (Baik dan Sangat Baik). Sedangkan 70% sisanya memiliki tutupan karang kurang dari 50% (Buruk dan Cukup Baik).

Meskipun persentase terumbu karang yang buruk telah menurun dari 46% menjadi 34% dalam 26 tahun terakhir, para peneliti memperingatkan: "Bahwa terumbu karang yang buruk mungkin telah mencapai "titik tanpa kembali" dan mungkin akan dibiarkan "mati" karena mereka terpapar oleh stresor kronis yang intens."

Menariknya, kondisi terumbu karang di wilayah pesisir Indonesia sangat bergantung pada letak geografisnya. Perbedaan utama dalam tren kondisi karang dapat dilihat antara terumbu di pesisir Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

Alasan utama di balik perbedaan-perbedaan ini adalah karena luasnya wilayah pesisir Indonesia, setiap wilayah mempunyai kondisi lingkungan dan faktor polutan antropogenik (yaitu polusi) yang sangat berbeda.

Sehingga menyebabkan beberapa wilayah terkena kondisi yang lebih berbahaya dibandingkan wilayah lainnya.

Indonesia BaratDi Indonesia bagian barat, kondisi terumbu karang secara umum tampak membaik. Sejak tahun 1993, persentase terumbu karang yang Sangat Baik dan Cukup Baik telah meningkat.

Sedangkan persentase terumbu karang yang Buruk telah menurun hampir 35%. Keberhasilan ini sebagian disebabkan oleh kemajuan besar Indonesia bagian barat dalam meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat.

Misalnya, Indonesia bagian barat telah berhasil mengembangkan pendekatan pengelolaan perikanan berbasis masyarakat untuk melindungi sumber daya alam ini dari eksploitasi.

Selain itu, praktik eksploitasi ikan yang dulunya umum terjadi di wilayah barat Indonesia, telah beralih ke wilayah timur, sehingga mengurangi jumlah tekanan yang dialami ekosistem karang di wilayah ini.