Apakah Kisah Raksasa Bermata Satu dalam Mitologi Yunani Itu Nyata?

By Sysilia Tanhati, Senin, 4 September 2023 | 08:00 WIB
Selain dewa dewi, mitologi Yunani juga memiliki monster-monster yang menakutkan. Salah satunya adalah cyclops, raksasa bermata satu yang menjadi salah satu legenda Mediterania tertua yang paling memukau. (Public Domain)

Beragam kisah tentang cyclops yang ditulis oleh para penulis di Yunani kuno dan Romawi

Dalam salah satu bab The Odyssey karya Homer, Odysseus yang legendaris bertemu dengan seorang cyclops bernama Polyphemus. Penting untuk dicatat bahwa Homer tidak menulis secara eksplisit bahwa Polyphemus hanya memiliki satu mata.

Namun, beberapa ahli dalam tulisan Homer berpendapat bahwa fakta ini tersirat dalam teks. Menurut mereka, hal itu disebutkan ketika Homer menulis mata alih-alih sepasang mata.

Penulis lain juga menulis tentang cyclops. Misalnya, penulis Yunani Callimachus menyebut cyclops sebagai makhluk yang menciptakan benteng di Mycenae dan Tiryns.

Sekitar tahun 275 Sebelum Masehi, seorang penyair Theocritus menulis dua puisi yang berkaitan dengan kisah Polyphemus. Ia mengisahkan tentang hasrat Polyphemus terhadap bidadari laut bernama Galatea. Penyair itu menggambarkan rencana cyclops untuk memilikinya.

Penulis terkenal Yunani Euripides menulis drama berjudul Cyclops pada tahun 408 Sebelum Masehi. Plotnya terjadi di Sisilia, sangat dekat dengan gunung berapi Gunung Etna yang terkenal.

Virgil, seorang penyair epik Romawi, menulis The Aeneid. Ia mengisahkan tentang Aeneas, pahlawan Troya, yang mendarat di pulau Cyclops. Buku karya Virgil sangat mirip dengan The Odyssey dan kisah pertemuan Cyclops ini sama dengan kisah Polyphemus.

Hipotesis tentang asal-usul cyclops

Asal usul cyclops yang misterius sangat menarik. Menurut ahli paleontologi Othenio Abel, asal-usul cyclops bermula dari tengkorak gajah kerdil prasejarah. Hewan-hewan itu hidup di pulau-pulau seperti Sisilia, Malta, Kreta, dan Siprus.

Menurut penelitian pada tahun 1914, rongga hidung yang besar pada tengkorak gajah kerdil ini membuat orang mengira bahwa mereka adalah makhluk bermata satu. Selama berabad-abad, orang tidak dapat mengetahui asal muasal sebenarnya dari tengkorak tersebut. “Oleh karena itu, mitos tentang cyclops pun berkembang,” Klimczak menambahkan lagi.

Ide lain diciptakan oleh Walter Burkert, seorang sarjana kultus dan mitologi Jerman. Dia berpendapat bahwa masyarakat kuno mencerminkan asosiasi pemujaan yang nyata, seperti perhimpunan pandai besi. Ia percaya bahwa gagasan tentang makhluk kuat bermata satu berasal dari tradisi pandai besi yang mengenakan penutup mata pada salah satu matanya.

Selama berabad-abad, orang percaya bahwa cyclops membuat tembok kota yang monumental dan bangunan mengesankan lainnya. Ketenaran mereka sebagai arsitek banyak bangunan mengesankan bertahan. (Public Domain)