Zaman Perak
Zaman Perak mengacu pada periode setelah jatuhnya Cronus dan pemerintahan putranya Zeus atas para dewa. Pada periode inilah umat manusia mulai mengalami kemunduran dari puncak kejayaannya di Zaman Emas.
Manusia, yang hidup sampai usia 100 tahun pada periode tersebut, berhenti menyembah dewa-dewa Olympus. Manusia saling bertengkar. Muak dengan kelakuan manusia, Zeus akhirnya menghancurkan semua manusia.
Menurut Hesiod, orang-orang ini tidak semulia para pendahulunya. Tapi mereka tetap hidup di dunia bawah sebagai “roh yang diberkati”.
Selama periode berikutnya, Zaman Perunggu, manusia suka berperang dan kemudian menjadi sangat tangguh. Setelah menghancurkan manusia dari Zaman Perak, Zeus menciptakan manusia Zaman Perunggu dari pohon ash.
Semua perlengkapan manusia, termasuk perkakas, senjata, dan bahkan rumah, terbuat dari perunggu. Manusia di Zaman Perunggu selalu berperang.
Kekerasan ini menyebabkan kejatuhan manusia, mereka saling memusnahkan dalam pertempuran. Jiwa manusia di Zaman Perunggu dikatakan tinggal di “rumah gelap Hades.” Apa pun yang tersisa tersapu dalam banjir Deucalion ketika Zeus memutuskan untuk membanjiri bumi. Sang dewa memilih Deucalion dan istrinya Pyrra sebagai dua orang yang selamat.
Dalam mitologi Yunani, keduanya pun mengisi Bumi dengan melempar batu dan tulang. Batu yang dilempar Deucalion menjadi laki-laki sedangkan yang dilempar Pyrra menjadi perempuan.
Zaman Pahlawan
Zaman Pahlawan adalah satu-satunya zaman yang tidak diberi nama berdasarkan logam. Zaman ini merupakan satu-satunya zaman yang digambarkan sebagai penyempurnaan dari zaman sebelumnya dalam mitologi Yunani.
Selama era ini, pahlawan paling terkenal dalam mitologi Yunani antara lain Jason, Perseus, Odysseus, Achilles, Antigone, dan Theseus. Periode tersebut terbentang dari kedatangan orang Yunani di Thessaly hingga berakhirnya perang Troya.