Makanan Sisa Jadi Dekorasi di Kekaisaran Romawi, Ini Maknanya

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 9 September 2023 | 10:00 WIB
Di Museum Profane Vatikan, ada satu artefak unik yang terletak di antara sarkofagus dan patung marmer. Artefak itu berupa lantai mosaik yang tampaknya ditutupi oleh makanan sisa yang berasal dari era Kekaisaran Romawi. Apa fungsi sampah makanan tersebut? (Profane Museum)

Nationalgeographic.co.id—Di Museum Profane Vatikan, ada satu artefak unik yang terletak di antara sarkofagus dan patung marmer. Artefak itu berupa lantai mosaik yang tampaknya ditutupi oleh makanan sisa yang berasal dari era Kekaisaran Romawi.

Mengapa makanan sisa digunakan untuk menghias lantai? Apakah orang Romawi memiliki cara untuk untuk mendekorasi rumahnya?

Saat pertama kali Anda melihat mosaiknya, itu tampak seperti sampah dapur. Kulit kacang, biji zaitun, kulit buah, dan batang anggur berserakan. Namun jika dicermati, makanan sisa tersebut larut menjadi bongkahan batu dan serpihan kaca.

Faktanya, ini adalah trompe l'oeil dalam mosaik. Tentu saja, meski semuanya adalah sisa makanan, jika dilihat dengan saksama, hiasan itu sangat indah. Cangkangnya berkilau, kulit kastanye dipenuhi duri, dan buah anggurnya ditaburi bunga mekar yang cantik.

Mosaik seperti ini membentuk lantai triclinia, ruang makan di Kekaisaran Romawi. Ruang jamuan ini menjadi tempat para tamu pesta bersantai di sofa sambil memilih makanan lezat.

Artefak yang dipajang di Museum Profane ini digali di antara sisa-sisa sebuah vila di Bukit Aventine. Ketika para pengunjung museum memandanginya, mereka seakan merasakan suasana salah satu jamuan makan Romawi.

Biasanya, jamuan makan malam di Kekaisaran Romawi itu berlangsung lama dan penuh dengan minuman keras.

Mengapa makanan sisa dijadikan dekorasi di Kekaisaran Romawi?

“Dekorasi dengan makanan sisa ini ternyata cukup umum di Kekaisaran Romawi maupun Yunani,” tulis Amelia Soth di laman Atlas Obscura. Dalam bahasa Yunani, jenis dekorasi ini memiliki nama sendiri: asarotos oikos, atau “ruangan yang belum disapu”.

Meski mosaik “ruangan tak tersapu” awalnya berasal dari Yunani kuno, artefak dari masa itu belum ditemukan hingga kini. Yang tersisa hanya artefak peninggalan Kekaisaran Romawi yang dibuat pada saat ketika budaya Yunani populer.

Namun mengapa seorang elite Romawi rela mengeluarkan upaya dan biaya untuk membuat lantai ruang makan terlihat seperti dipenuhi sampah?

Pertama, dekorasi ini adalah semacam simbol status. Memang benar, makanan sisa itu adalah sampah, tapi itu adalah jenis sampah yang paling mewah. Ada makanan laut segar yang dibawa dari pantai, termasuk lobster, dan tiram.