Akibat Kebakaran Gunung Bromo, Wisata dan Masyarakat Rugi Besar

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 14 September 2023 | 13:00 WIB
Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran di kawasan BB TNBTS pada 5 September 2023. Kebakaran terjadi akibat suar yang dibawa pasangan foto pranikah. (Dok. BB TNBTS)

Nationalgeographic.co.id—Kebakaran di sekitar kawasan wisata Gunung Bromo terjadi sejak Agustus sampai September 2023. Kebakaran pertama terjadi pada 18 Agustus 2023 yang terpantau berada di blok Oro-Oro Ombo pada kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS), Jawa Timur.

Penyebab kebakaran Gunung Bromo terjadi belum diketahui, tetapi diperkirakan karena musim kemarau yang membuat titik api. Saat penyelidikan belum selesai, kebakaran terjadi lagi di padang savana Gunung Bromo pada 29 Agustus 2023.

Petugas TN BTS dan beberapa pihak, termasuk Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Ranupani, Desa Ngadas, dan Desa Argosari, turut terlibat dalam pemadaman. Padang savana itu terbakar, menyebabkan vegetasi endemik dan habitat satwa pun turut hangus.

"Padang savana di sana menjadi objek primadona pengunjung yang menjadi daya tarik utama," ujar Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TN BTS, Septi Eka Wardhani dalam pernyataan, Senin 11 September.

Ketika berhasil dipadamkan, kawasan wisata Gunung Bromo sempat dibuka pada 1 September. Para pengunjung mulai meramaikan kembali, membuat pengusaha lokal, penginapan, dan jasa transportasi kembali hidup.

Hanya saja, belum sampai benar-benar pulih, kawasan wisata Gunung Bromo kembali terbakar hari Rabu, 6 September. Kebakaran Gunung Bromo kali ini disebabkan suar (flare) yang gagal dinyalakan untuk foto pranikah (prewedding) oleh sekelompok pengunjung di Bukit Teletubbies.

Akibatnya empat pintu akses menuju kawasan wisata Gunung Bromo, yakni dari Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Probolinggo ditutup. Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo pun segera menetapkan manajer penyelenggara pernikahan (wedding organizer) asal Lumajang sebagai tersangka dari peristiwa tersebut.

Sanksi yang ditetapkan diperkuat dengan dua alat bukti dan tersangka tidak memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi). Atas perbuatannya, tersangka laki-laki berusia 41 tahun itu dijerat beberapa pasal.

Kawasan bukit Jemplang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) gosong akibat kebakaran hutan dan lahan. (Imron Hakiki/Kompas.com)

Sementara kebakaran Gunung Bromo berlangsung hingga akhirnya berhasil dipadamkan pada 12 September. Usaha pemadaman berlangsung hingga enam hari yang dipimpin oleh Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur Gatot Soebroto bersama Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko pada sejumlah titik.

Dalam pernyataan 12 September, Gatot mengungkapkan bahwa titik api kebakaran Gunung Bromo meluas hingga ke arah Kabupaten Malang dan Lumajang. Upaya pemadaman begitu berat walaupun telah berupaya melalui udara. Kini, semua titik terlihat padam.

"Hanya terlihat beberapa asap dari bara api yang tersimpan di tanah dan pohon yang terbakar," lanjut Gatot.

Menaksir kebakaran Gunung Bromo

Kebakaran Gunung Bromo berimbas kepada terhentinya sejumlah aktivitas pariwisata. Lima hari di antara kebakaran kedua dan ketiga, Balai Besar TN BTS mencatat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri mencapai 5.658 orang. Angka ini setara rata-rata sekitar 1.130 pengunjung dalam sehari.

Secara pendapatan, Balai Besar TN BTS menerima pendapatan lebih dari Rp171 juta atau rata-rata Rp34 juta dalam sehari. Septi mengatakan, kerugian akibat kebakaran Gunung Bromo dapat ditaksir mencapai Rp112 juta lebih selama empat hari.

Angka itu dirumuskan dari angka kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang semestinya dapat masuk. Tiket masuk per orang untuk wisatawan lokal pada hari kerja adalah Rp29.000 dan Rp34.000 pada akhir pekan. Sedangkan wisatawan asing per orangnya dikenakan tiket masuk Rp220.000 pada hari kerja, dan Rp320.000 pada akhir pekan.

Kabut pagi memayungi padang pasir di kawasan yang masuk ke dalam area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kebakaran Gunung Bromo berdampak pada macetnya pemasukan pariwisata bagi TNBTS dan masyarakat lokal. (Yunaidi Joepoet/National Geographic Traveler)

Kerugian pun berdampak pada usaha kecil menengah seperti pemandu, penginapan, penjual cendera mata (seperti kupluk, syal, dan jajanan), dan jasa transportasi (seperti jip, kuda, dan ojek).

Hanya saja pada kasus kebakaran Gunung Bromo Agustus—September ini, masih belum terungkap jelas dampak kerugian masyarakat.

Kita mungkin dapat memperkirakan dengan adanya sekitar lebih dari 400 penginapan di kawasan wisata Gunung Bromo. Harga penginapan mulai dari tingkat ekonomis hingga mewah yang ditaksir sekitar Rp200.000 dan Rp900.000 per malam. Selama kebakaran Gunung Bromo ketiga, akses wisata pun ditutup total sehingga banyak penginapan yang tidak beroperasi.

Studi dari Institut Pertanian Bogor tahun 2016 mengungkapkan, pendapatan terbesar untuk lokasi wisata Gunung Penanjakan yang merupakan salah satu kawasan wisata Gunung Bromo adalah unit pemandu wisata.

Dalam setahun, rata-rata pemandu wisata dapat menghasilkan lebih dari Rp90 miliar. Sementara, untuk jasa penyewaan jip dalam setahun untuk destinasi wisata Gunung Penanjakan di Gunung Bromo lebih dari Rp3 miliar.

Namun, total dampak ekonomi dari destinasi Gunung Penanjakan adalah sebesar Rp9 miliar per tahun pada 2016. Angka ini sudah termasuk pengeluaran dan pendapatan pada sektor jasa pemandu, jip, dan penjual cendera mata.

Kerugian kebakaran Gunung Bromo belum termasuk dengan hancurnya vegetasi dan ekosistem habitat satwa liar. Upaya ini memerlukan uang yang harus dikeluarkan dari APBD yang tidak sedikit.

Bromo-Tengger-Semeru adalah kawasan tiga serangkai Destinasi Prioritas. Ketiganya tercakup dalam taman nasional dengan flora dan fauna dilindungi, dan ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Network of Biosphere Reserves. Salah satu keunikan tempat ini ialah kaldera Gunung Bromo yang berada dalam kaldera. (Titik Kartitiani/National Geographic Indonesia)

Upaya memadamkan kebakaran Gunung Bromo pun tidak sedikit. Negara terpaksa menggunakan pemadaman udara atau water bombing dengan helikopter dengan harga sewa mencapai Rp1,2 miliar.

"Mungkin banyak yang belum tahu, water bombing itu, 1 jam itu biayanya 11.500 US Dolar atau sekitar Rp150 juta itu. Belum yang Super Puma, itu lebih mahal lagi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto, dalam penyampaian bantuan di Pasuruan, Jumat 8 September.

"Makanya operasi udara ini jalan terakhir, operasi darat dulu laksanakan, jangan nunggu api besar."

Hal itu disebabkan helikopter yang digunakan dalam upaya pemadaman bukan milik BNPB, melainkan milik pihak ketiga atau perusahaan yang disewa.

Pada 13 September, dua helikopter kembali dikerahkan untuk mengatasi kebakaran di Bukit Teletubbies Gunung Bromo. 

Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Malang Sadono Irawan mengatakan bahwa penerbangan helikopter untuk memadamkan kebakaran Gunung Bromo lebih dari delapan jam. Penerbangan ini dilangsungkan dari Minggu 10 September hingga Senin 11 September.

Sampai Rabu 13 September, dua helikopter kembali dikerahkan untuk atasi kebakaran Gunung Bromo. Sebelumnya, pemadaman dari udara pada 10 dan 11 September, dengan masing-masing water bombing sebanyak lima dan 17 kali. Pada 12 September, pemadaman dari udara ditiadakan karena cuaca buruk di kawasan Gunung Bromo.

Saya Pilih Bumi