Gunung Olympus, Tempat Para Dewa Mengawasi Manusia di Mitologi Yunani

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 17 September 2023 | 11:18 WIB
Gunung Olympus bukan hanya menjadi rumah bagi para dewa dalam mitologi Yunani, tapi juga merupakan tempat nyata di Yunani. (Public domain)

Ketika kisah para dewa Olympian pertama kali berkembang, Gunung Olympus telah menjadi landmark yang mudah dikenali oleh orang-orang yang mendengar kisah tersebut. Namun, bagi penjajah Yunani di Anatolia, Afrika Utara dan Italia, gunung Yunani bahkan lebih terpencil daripada daratan eksotik dalam banyak legenda.

Puncak Gunung Olympus masih terlalu tinggi dan terjal untuk didaki oleh siapa pun. Dengan semakin luasnya wilayah pegunungan di negara-negara lain dan meningkatnya perdagangan dengan negara-negara di luar wilayah pegunungan Olympus, gunung tersebut tampak tidak begitu luar biasa dibandingkan dengan wilayah sebelumnya, yaitu masyarakat yang lebih terisolasi. 

Gagasan Yunani tentang rumah para dewa semakin tersingkir dari dunia fisik. Pada akhirnya, tempat ini hampir menjadi tempat suci dan bukannya situs literal di bumi. 

Penulis lain mengklaim bahwa Olympus para dewa tidak sama dengan gunung di Yunani utara. Sebaliknya, mereka memiliki akropolis di alam yang tidak terlihat dan sama sekali tidak dapat dijangkau oleh manusia biasa.

Olympus ini berada di atas awan dan jalur bintang. Letaknya sangat jauh dari permukaan tanah sehingga sebagian besar dewa bahkan tidak dapat melihat dengan jelas dunia di bawah mereka dari akropolisnya.

Olympus berada di alam ether, udara biru cerah di langit atas. Beberapa penulis mengatakan bahwa kubah itu berada di puncak kubah langit, begitu tinggi sehingga para dewa hampir bisa menyentuh kubah perunggu dari atap rumah mereka. 

Meskipun rumah para dewa masih memiliki nama yang sama dengan gunung, secara umum gunung tersebut dipahami sebagai alam yang terpisah.

Zaman Pahlawan, ketika para dewa secara rutin berinteraksi dengan manusia, diyakini berakhir dengan Perang Troya. Setelah itu, para dewa setuju untuk tidak terlalu mencampuri urusan manusia.

Bagi Homer, zaman ini telah berakhir hanya tiga ratus tahun sebelum kelahirannya. Orang Yunani percaya bahwa hanya beberapa generasi yang memisahkan mereka dari orang-orang yang pernah berhubungan dekat dengan para dewa.

Dengan setiap generasi berturut-turut, periode ini menjadi semakin jauh. Para dewa tampaknya lebih terpisah dari umat manusia daripada saat mereka berada di zaman para pahlawan.

Pemandangan Gunung Olympus sebagai alam yang tidak terlihat, bukan puncak gunung yang terpencil namun terlihat, mencerminkan perubahan pandangan orang-orang Yunani terhadap dewa-dewa mereka seiring berjalannya waktu. Karena dekat dengan umat manusia dalam hal kedekatan, perilaku, dan hubungan, para dewa kemudian dipandang sebagai penghuni dunia yang benar-benar terpisah dan suci.