5 Pemimpin Perempuan Legendaris yang Dikenang dalam Sejarah Dunia

By Sysilia Tanhati, Jumat, 15 September 2023 | 09:00 WIB
Sangat sedikit perempuan yang pernah berkuasa di kerajaan-kerajaan kuno dalam sejarah dunia. Segelintir perempuan berjuang melewati hambatan-hambatan yang besar. Mereka pun harus menghadapi banyak kekerasan. (Louis Gauffier/Scottish National Gallery )

Ratu Seondoek dari Korea

Raja Jinpyeong dari Silla tidak memiliki ahli waris laki-laki. Sang raja memiliki putri yang bernama Putri Deokman. Karena alasan itu, putrinya meminta kesempatan untuk bersaing memperebutkan takhta, alih-alih menyerahkannya kepada saudara iparnya.

Perempuan sebelumnya memegang kekuasaan parsial di Silla, salah satu dari tiga kerajaan di semenanjung Korea. Namun di masa itu, perempuan yang memegang kendali penuh masih terbukti tidak dapat diterima oleh banyak orang.

Pada tahun 631, dua pejabat yang merencanakan pemberontakan untuk mencegah penobatannya dieksekusi di depan umum bersama keluarga mereka.

Pada bulan Januari 632, Ratu Seondeok memulai 15 tahun takhtanya sebagai penguasa ke-27 Silla. Ia menjadi ratu pertama yang memerintah, bukan sebagai wali penguasa atau ibu suri seperti ratu-ratu sebelumnya.

Di saat terjadi banyak peperangan di antara tiga kerajaan, ia membantu membentuk budaya Korea melalui kebangkitan pemikiran, sastra, dan seni. Ia sangat peduli dengan penghidupan masyarakat. Sang ratu pun menugaskan inspektur kerajaan untuk meningkatkan pelayanan terhadap janda, duda, orang miskin, anak yatim dan orang tua.

Ratu Seondeok membangun observatorium astronomi Cheomseongdae untuk membantu para petani. Selain itu, ia pun membebaskan pajak bagi petani selama setahun dan mengurangi pajak untuk kelas menengah. Ratu mendapatkan dukungan rakyat yang melawan perlawanan dari aristokrasi laki-laki.

Dinasti Tang Kekaisaran Tiongkok pada awalnya menolak mengakui penguasa perempuan, namun hal itu tidak mengganggunya. Dia meminta bantuan mereka lagi saat meletakkan dasar untuk menyatukan tiga kerajaan Korea di bawah pemerintahan Silla.

Sang ratu memeluk agama Buddha dan membangun lusinan kuil dan pagoda, dengan harapan mewujudkan penyatuan tiga kerajaan.

Pada tahun 647, ketika menumpas pemberontakan, Ratu Seondeok jatuh sakit dan meninggal. Sepupunya, yang dinobatkan sebagai Ratu Jindeok, menjadi penguasa wanita Silla berikutnya.

Boudica, ratu Suku Iceni

Boudica dari Suku Iceni menjadi pemimpin rakyatnya dan tokoh legendaris serta simbol budaya.