5 Pemimpin Perempuan Legendaris yang Dikenang dalam Sejarah Dunia

By Sysilia Tanhati, Jumat, 15 September 2023 | 09:00 WIB
Sangat sedikit perempuan yang pernah berkuasa di kerajaan-kerajaan kuno dalam sejarah dunia. Segelintir perempuan berjuang melewati hambatan-hambatan yang besar. Mereka pun harus menghadapi banyak kekerasan. (Louis Gauffier/Scottish National Gallery )

Ketika suaminya Prasutagus meninggal pada tahun 60 MKekaisaran Romawi pindah untuk mencaplok Iceni. Selama pengambilalihan, Romawi secara terbuka mencambuk ratu dan memerkosa kedua putrinya.

Penulis David Furlow mengatakan orang-orang Romawi percaya bahwa kekerasan akan membuat dia menyerah. “Efeknya justru sebaliknya. Penyiksaan justru membuatnya kuat melampaui keyakinannya. Hal ini memberinya kekuatan untuk melancarkan perang,” tulis Furlow.

Boudica, yang telah dilatih sebagai pejuang, mengumpulkan Iceni dan suku Inggris lainnya. Bersama-sama, mereka menyerang tiga pusat populasi utama Romawi, termasuk Londonium. Mereka mengalahkan satu detasemen legiun Romawi. Para pengikutnya membunuh antara 70.000 warga Romawi dan warga Inggris yang pro-Romawi.

Boudica nyaris berhasil dalam pemberontakan tersebut sampai tentara Romawi yang berkumpul kembali mengalahkan suku-suku yang memberontak.  

Boudica meninggal segera setelahnya. Pemberontakan yang berlangsung singkat pada tahun 61 menjadikannya pahlawan nasional dan simbol budaya 15 abad kemudian pada masa Renaisans Inggris.

Cleopatra dari Mesir kuno

Cleopatra, penguasa Dinasti Ptolemeus Mesir kuno, memerintah selama 21 tahun bersama dua saudara laki-lakinya. Ia merupakan penguasa terakhir yang aktif sebelum Romawi menguasai Mesir kuno pada tahun 30 Sebelum Masehi.

Sebagai keturunan Yunani Makedonia terakhir yang memerintah Mesir kuno, Cleopatra dikenal karena hubungan romantisnya. Hubungan asmaranya dengan pemimpin Romawi Julius Caesar dan Marc Antony memengaruhi politik dan memicu banyak pergolakan di Kekaisaran Romawi. Dia berusaha menggunakan Kekaisaran Romawi untuk merebut kembali wilayah Mesir kuno yang hilang.

Cleopatra dan saudara laki-lakinya Ptolemy XIII menjadi rekan penguasa ketika ayah mereka Ptolemy XII meninggal pada tahun 51 Sebelum Masehi. Namun perebutan kekuasaan dan perang di antara mereka membuat Julius Caesar memihak Cleopatra.

Ketika Ptolemy XIII terbunuh dalam pertempuran, Caesar menyatakan Cleopatra dan saudara lelakinya yang lain, Ptolemy XIV, sebagai rekan penguasa. Saudara laki-laki tersebut meninggal pada tahun yang sama ketika Caesar dibunuh di Roma pada tahun 44 Sebelum Masehi. Caesarion, putra Cleopatra dan Julius Caesar, sebagai wakil penguasa dengan nama Ptolemeus XV.

Cleopatra kemudian bersekutu dengan perwira militer Romawi Marc Antony. Setelah lebih banyak intrik politik dan istana, mereka menikah, mempunyai anak kembar dan bertukar bantuan politik.

Cleopatra mendanai salah satu kampanye militer Antony yang telah lama diinginkan. Ia pun meminta agar Romawi mengembalikan sebagian Suriah dan Lebanon ke Mesir. Hal ini memicu perang propaganda dengan putra angkat Caesar, Oktavianus. Senat Romawi menyatakan perang melawan Cleopatra.