5 Pemimpin Perempuan Legendaris yang Dikenang dalam Sejarah Dunia

By Sysilia Tanhati, Jumat, 15 September 2023 | 09:00 WIB
Sangat sedikit perempuan yang pernah berkuasa di kerajaan-kerajaan kuno dalam sejarah dunia. Segelintir perempuan berjuang melewati hambatan-hambatan yang besar. Mereka pun harus menghadapi banyak kekerasan.
Sangat sedikit perempuan yang pernah berkuasa di kerajaan-kerajaan kuno dalam sejarah dunia. Segelintir perempuan berjuang melewati hambatan-hambatan yang besar. Mereka pun harus menghadapi banyak kekerasan. (Louis Gauffier/Scottish National Gallery )

Pasukan Antony dan Oktavianus bertemu dalam pertempuran. Saat mendengar berita bahwa Cleopatra telah meninggal, Antony terjatuh di atas pedangnya. Namun itu ternyata berita bohong belaka. Ketika Oktavianus tiba untuk menangkap Cleopatra di istana di Aleksandria, dia menolak dibawa kembali ke Roma untuk diarak di jalan-jalan sebagai ratu yang kalah.

Dalam sejarah dunia, Cleopatra diketahui bunuh diri dengan gigitan ular yang dilakukannya sendiri. Namun beberapa sejarawan mengatakan dia mungkin meminum racun dan kemudian meninggal.

Wu Zetian dari Kekaisaran Tiongkok

Permaisuri Wu Zetian menjabat sebagai penguasa de facto di Dinasti Tang selama 40 tahun dari tahun 665 hingga 705. Belum pernah terjadi sebelumnya, ia mendirikan Dinasti Wu Zhou dan menjadi menunjuk dirinya sebagai ratu.

Dihormati karena kepemimpinannya, ia membentuk pemerintahan yang lebih efisien dan tidak korup. Wu Zetian merevitalisasi perekonomian dan budaya Tiongkok serta melawan aristokrasi untuk memajukan kelas petani.

Permaisuri Wu (Wu Zetian) Memerintah: 16 Oktober 690 sampai 22 Februari 705 M. Sebagai harem Kaisar Gaozong, dia berselisih dengan Permaisuri Wang dan Permaisuri Xiao untuk mendapatkan kasih sayang kaisar, dan akhirnya mengusir dan membunuh mereka.
Permaisuri Wu (Wu Zetian) Memerintah: 16 Oktober 690 sampai 22 Februari 705 M. Sebagai harem Kaisar Gaozong, dia berselisih dengan Permaisuri Wang dan Permaisuri Xiao untuk mendapatkan kasih sayang kaisar, dan akhirnya mengusir dan membunuh mereka. (Wikimedia Commons)

Ia pun memperluas Kekaisaran Tiongkok dengan menaklukkan wilayah baru di Korea dan Asia Tengah. Berkatnya, Kekaisaran Tiongkok menjadi salah satu kekaisaran terkuat dalam sejarah dunia.

Wu Zetian pertama kali datang ke istana kekaisaran sebagai selir Kaisar Taizong. Ketika suaminya, dia menikah dengan putra kesembilan dan penerusnya, Kaisar Gaozong. Berpendidikan tinggi, karismatik dan ambisius, Wu Zetian lebih tegas dan proaktif dibandingkan suaminya. Ia pun dianggap sebagai kekuatan sebenarnya di balik takhta.

Wu Zetian memperoleh kekuasaan, sebagian melalui kekejaman, penipuan, banyak intrik istana, tuduhan sihir dan banyak pertumpahan darah. Dia menciptakan jaringan mata-mata untuk membantunya membunuh saingan nyata, potensial, atau yang dianggap saingannya.

Sebagai pemimpin, ia tidak ragu untuk menurunkan atau mengasingkan musuh dan anak-anak mereka. Bahkan, Wu Zetian juga menargetkan anggota keluarganya sendiri dan membantai 12 keluarga kekaisaran. Hal itu dilakukan ketika beberapa orang mencoba untuk menggulingkannya dari kekuasaan.

Ketika putra-putranya menjadi kaisar, ia masih memegang kekuasaan sejati sebagai wali penguasa. Seakan belum puas berkuasa, ia menghalangi putranya dari urusan pemerintahan dan politik. Pada tahun 690, yang saat itu berusia 60-an tahun, ia memaksa putra bungsunya, Kaisar Ruizong, untuk turun takhta. Peristiwa itu menjadikan dirinya penguasa tunggal dan mendirikan Dinasti Zhou kedua yang berlangsung selama 15 tahun.

Meski dianggap kejam, Wu Zetian mempromosikan seni dan sastra. Ia mendukung peningkatan posisi perempuan dan hak-hak perempuan. Selain itu, sang permaisuri juga menyebarkan dan mengonsolidasikan agama Buddha di atas Taoisme.

Pada bulan Februari 705, kudeta menggulingkan Wu Zetian dari kekuasaan. Dia meninggal di akhir tahun yang sama.

Di masa lalu, tidak banyak perempuan yang berkuasa. Sebagian pemimpin perempuan harus menghadapi kekerasan, pemberontakan, dan pertentangan. Namun, mereka membawa kebaikan bagi kerajaannya dan perjuangannya terus dikenang dalam sejarah dunia.