Asyurbanipal, Raja Terbesar Kekaisaran Asiria yang Dilupakan Sejarah

By Sysilia Tanhati, Selasa, 19 September 2023 | 15:00 WIB
Asyurbanipal memerintah Kekaisaran Asyur atau Asiria dari tahun 669 Sebelum Masehi – 627 Sebelum Masehi. Ia dianggap sebagai salah satu raja besar terakhir yang memimpin Asiria. (British Museum/Wikimedia Commons )

Berkat serangan militer Asyurbanipal, Kekaisaran Asiria mengalami perluasan yang signifikan. Provinsi-provinsi baru mendatangkan sumber daya bagi perekonomian dan militer. Asyurbanipal mempertahankan sistem administrasi yang ditetapkan oleh para pendahulunya dan memerintah melalui pejabat yang ditunjuk.

Dia mendistribusikan perintahnya melalui jaringan komunikasi besar-besaran yang menjangkau seluruh Kekaisaran Asiria. Pada masa pemerintahan Asyurbanipal, ibu kota Niniwe merupakan kota terbesar di dunia kuno dengan sekitar berpenduduk 120.000 orang.

Asyurbanipal juga merupakan pelindung agama dan seni pada masa pemerintahannya. Beberapa dokumentasi merinci bagaimana ia mendedikasikan sumber dayanya untuk memelihara tempat suci para dewa Mesopotamia.

Raja Asyurbanipal juga mendorong produksi seni. Ia menggabungkan dukungannya terhadap seni dan keinginannya untuk mendokumentasikan kehidupannya. Asyurbanipal pun membuat beberapa relief dan patung yang menggambarkan berbagai peristiwa sepanjang masa pemerintahannya.

Dukungan besar terhadap pelestarian ilmu pengetahuan

Selain karier militernya, salah satu pencapaian utama Asyurbanipal yang dikenang adalah dukungannya terhadap pembelajaran akademis dan pelestarian pengetahuan. Asyurbanipal berbeda dari raja-raja Asyur lainnya dalam kemampuannya membaca dan menulis.

Pendidikan yang diterimanya semasa kecil tampaknya memberikan kesan mendalam pada dirinya. Raja melanjutkan studi ilmiahnya sepanjang hidupnya. Ia bahkan membuat relief yang menggambarkan dia membawa alat tulis di ikat pinggangnya tepat di samping pedangnya.

Sebagai bagian dari studinya yang berkelanjutan, Asyurbanipal mengumpulkan tablet tanah liat yang berisi informasi dari setiap sudut kerajaannya. Ketika koleksinya bertambah banyak, ia menciptakan perpustakaan pertama dalam sejarah manusia. Perpustakaan Asyurbanipal menyediakan cara terorganisir untuk menyimpan dan melestarikan pengetahuan yang telah ia kumpulkan.

Sebagai bagian dari studinya yang berkelanjutan, Asyurbanipal mengumpulkan tablet tanah liat yang berisi informasi dari setiap sudut kerajaannya. Ketika koleksinya bertambah banyak, ia menciptakan perpustakaan pertama dalam sejarah manusia. (Gary Todd/Wikimedia)

Perpustakaan Asyurbanipal diperkirakan berisi 20.000 – 30.000 tablet tanah liat. Perpustakaan ini tidak dapat diakses oleh umum. Asyurbanipal menciptakan sistem terorganisir untuk membuat katalog dan melacak segala sesuatu di perpustakaannya.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa ia mengumpulkan sejarah masyarakat Mesopotamia masa lalu, seperti bangsa Sumeria dan Akkadia. Juga informasi tentang topik-topik seperti hukum, sains, dan dogma agama.

Warisan Asyurbanipal

Asyurbanipal berhasil memperluas kerajaannya dan mempertahankan dominasi Asiria pada masa pemerintahannya. “Namun metode yang ia terapkan bisa dibilang berkontribusi pada kejatuhan kekaisarannya,” ungkap Morris.

Asyurbanipal meninggal pada tahun 627 Sebelum Masehi. Dalam satu dekade setelah ia meninggal, struktur internal kerajaannya mulai runtuh. Pada saat yang sama, Kekaisaran Asiria diserang oleh aliansi pemberontak Babilonia dan Media.

Para ahli percaya bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya Asiria. Tapi, ketakutan yang ditimbulkan oleh Asyurbanipal pada rakyat yang ditaklukkannya mungkin mendorong mereka untuk memberontak setelah kematiannya.

Selain itu, perang terus-menerus selama beberapa dekade serta perluasan kekaisaran kemungkinan besar memberikan tekanan pada struktur internal kekaisaran. Pada tahun 609 Sebelum Masehi, Kekaisaran Asiria runtuh secara permanen dan tidak akan pernah bangkit lagi.

Sang raja gagal memastikan kelanggengan kekaisarannya. Tapi ia meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di Mesopotamia dan sejarah manusia.

Peradaban Mesopotamia yang maju banyak mengambil taktik militer dan politik dari bangsa Asiria. Demikian pula, inovasi dan taktik militer yang pertama kali digunakan oleh bangsa Asiria, seperti tentara profesional dan perang psikologis. Semua itu berulang kali digunakan oleh peradaban selanjutnya seperti Romawi dan Mongol.

Ia juga mempunyai pengaruh terhadap masyarakat modern, khususnya studi sejarah modern. Banyak teks Mesopotamia, termasuk Epos Gilgamesh, ditemukan di sisa-sisa perpustakaan Asyurbanipal. Tanpa teks-teks ini, kita tidak memiliki banyak pengetahuan tentang masa-masa awal sejarah manusia

Sebagai hasil dari pengaruhnya yang luas terhadap sejarah, Asyurbanipal kemudian dikenal sebagai salah satu raja besar terakhir Kekaisaran Asiria.