Kematian Paris dari Troya dalam mitologi Yunani
Dalam mitologi Yunani, Achilles tewas akibat panah yang ditembakkan oleh Paris. Ironisnya, terlepas dari keahliannya menggunakan busur dan anak panah, senjata inilah yang akhirnya menyebabkan kematian Paris.
Meskipun kematian Paris tidak dijelaskan secara rinci dalam Iliad, diperkirakan ia tewas dalam pertempuran terakhir untuk Troya.
Namun, dalam versi mitos selanjutnya, keadaan kematiannya terungkap secara lebih rinci karena dibunuh oleh Philoctetes. Selama perjalanan ke Troya, pahlawan Yunani itu awalnya ditinggalkan di Pulau Lemnos karena lukanya yang membusuk akibat serangan ular.
Philoctetes mengalami 10 tahun isolasi di Lemnos sebelum diselamatkan oleh pahlawan Yunani, Neoptolemus. Neoptolemus dikirim untuk mengambil busur Heracles untuk mengakhiri Perang Troya.
Dengan bantuan Philoctetes, orang-orang Yunani mampu memenangkan perang, dan perannya dalam membunuh Pangeran Troya menjadi sangat penting.
Meskipun statusnya sebagai pahlawan mitologi Yunani, Paris kerap digambarkan sebagai seorang pejuang yang pengecut dan tidak berpengalaman. Ia dikisahkan sering lalai dalam pertempuran dan mengandalkan orang lain untuk melindunginya.
Keterampilan memanah Paris juga memperkuat ciri-ciri karakter tertentu, khususnya kesombongan dan pengecutnya. Busur dan panah menunjukkan bahwa ia lebih suka bertarung dari jauh. Ia juga tidak mau terlibat dalam pertarungan tangan kosong berbeda dengan prajurit lainnya.
Selain itu, rasa kagum terhadap diri sendiri yang berlebihan dan menyombongkan kemampuannya menambah gambaran negatif tentang karakternya.
Pangeran Troya juga digambarkan egois dan tidak bertanggung jawab, lebih mementingkan kesenangannya sendiri daripada kesejahteraan rakyatnya. Setelah duel Paris dengan Menelaus berakhir, ia ditemukan sedang bersantai dengan Helen. Hal itu membuat Hector, saudaranya, murka.
Hector mencaci-maki Paris karena melalaikan tanggung jawabnya sebagai pangeran Troya dan menyebabkan Perang Troya dengan menculik Helen. Dia memberi tahu Paris bahwa dia tidak layak memimpin pasukan Troya dan harus mengembalikan Helen untuk mengakhiri perang.
Hubungan kedua bersaudara ini semakin tegang seiring berlarutnya perang. Meski ada campur tangan dari dewa dewi, tindakan Paris mengakibatkan kehancuran besar bagi kedua pihak yang berperang.