Dilaporkan, armada Kerajaan Chola berhasil masuk ke Palembang dan mengambil banyak harta, dan merebut "gerbang permata besar" atau Widyadharatorana. Raja Sangrama Wijayattungga Warmadewa ditangkap dan menjadi tawanan mereka.
Dari sana, serdadu Kerajaan Chola mulai menyisir kota dan kerajaan kecil yang berada di bawah Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Semenanjung Melayu.
Serangan ini berhasil memengaruh aspek kehidupan dalam sejarah Indonesia dan bangsa Melayu di Asia Tenggara. Disebutkan dalam berbagai catatan sejarah Asia Tenggara, "Raja Shulan" yang diperkirakan oleh sejarawan adalah Rajendra Chola I, menikah dengan seorang putri Kerajana Sriwijaya bernama Onang Kiu.
Pada masa ini, Kerajaan Sriwijaya berada di bawah kontrol Kerajaan Chola. Berbagai aspek kebudayaan dan keagamaan pun terpengaruh dalam peninggalan sejarah Indonesia dari masa tersebut.
Dampak dari serangan ini membuat bangsa Melayu tersingkirkan dalam rute perdagangan internasional. Bangsa Tamil dari Kerajaan Chola menjadi penguasa dan dapat dengan mudah berlayar menuju Tiongkok.