Lima Zaman Manusia dan Akhir Umat Manusia Menurut Mitologi Yunani

By Ricky Jenihansen, Minggu, 1 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Periode umat manusia terbagi menjadi 5 zaman menurut mitologi Yunani. (Creative Commons)

Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani mengenal konsep lima zaman yang dikenal sebagai "The Ages of Man" atau "Zaman Manusia". Terdapat masa dimana umat manusia mencapai puncaknya dan kemudian berakhir, menjadi akhir umat manusia.

Hesiod, penyair Yunani Kuno, adalah sumber informasi terpenting mengenai Zaman Manusia.

Dalam puisinya yang berjudul “Works and Days”, penyair, yang dianggap sebagai salah satu penulis Yunani kuno paling penting bersama dengan Homer. Mere menguraikan lima periode sejarah umat manusia.

“Works and Days” ditulis sekitar tahun 700 SM dan berfungsi sebagai pelajaran tentang kehidupan sebagai petani dan pertanian. Pusi itu menjadi sumber mitologi Yunani untuk kisah Prometheus dan Pandora serta Mitos Lima Zaman Manusia.

Puisi tersebut kini dianggap sebagai sumber informasi penting mengenai gaya hidup agraris masyarakat Yunani pada saat itu.

Puis itu juga juga menjadi sumber beberapa nilai moral yang dianut masyarakat. Hal itu karena Hesiod memberikan nasihat tentang menjalani kehidupan yang baik dalam bekerja.

Hesiod menguraikan lima zaman umat manusia. Lima periode. Yaitu Zaman Emas, Perak, Perunggu, Heroik, dan Besi. Periode itu menggambarkan perkembangan umat manusia melalui kacamata mitologi Yunani.

Semua umur, kecuali satu umur, diberi nama berdasarkan logam. Nilai logam menurun seiring berjalannya waktu, namun kekerasan dan daya tahannya meningkat.

Lima Zaman Manusia dan akhir umat manusia menurut mitologi Yunani

Zaman Keemasan mencakup masa pemerintahan Cronus, Titan termuda dan ayah Zeus, atas Gunung Olympus. Pada masa ini, ras manusia “emas”, yang sebenarnya bukan emas tetapi sangat mulia diciptakan

Selama periode ini, umat manusia hidup sampai usia yang sangat tua. Mereka tidak perlu bekerja keras atau bekerja untuk mendapatkan makanan dan kenyamanan karena semuanya disediakan oleh para dewa.

Ketika mereka meninggal, Hesiod mengatakan bahwa jiwa manusia emas hidup sebagai “penjaga” umat manusia, sesuatu yang ditegaskan kembali oleh Plato dalam “Cratylus”.