Sejarah Perang Salib Utara, Ambisi Paus Kristenisasi Penyembah Berhala

By Ricky Jenihansen, Selasa, 3 Oktober 2023 | 07:30 WIB
Perang Salib Utara atau Baltik merupakan upaya Kristenisasi dan memperoleh kakayaan di kawasan Baltik. (Public Domain)

Yang menambah pemicunya adalah kekejaman terhadap umat Kristiani dan pembunuhan para misionaris di wilayah-wilayah.

Pembunuhan tersebut telah dilaporkan oleh tokoh-tokoh seperti uskup agung Magdeburg pada tahun 1108. Itu ketika Perang Salib Kedua (1149-1147) diserukan oleh Paus Eugenius III (memerintah 1145 -1153)

Pada bulan Desember 1145, untuk merebut kembali Edessa di Mesopotamia Atas, banyak bangsawan Jerman lebih memilih untuk terlebih dahulu melawan para penyembah berhala.

Pilihan tersebut dianggap lebih mungkin dibandingkan berbaris untuk melawan peradaban Islam di Timur Tengah.

Sebuah pertemuan di Frankfurt pada bulan Maret 1147 memutuskan bahwa kawasan Baltik akan menjadi prioritas, dan keputusan tersebut mendapat persetujuan dari kepala biara berpengaruh Bernard dari Clairvaux.

Peta yang menunjukkan wilayah yang dikuasai oleh tatanan militer Ksatria Teutonik dan Perang Salib Utara. (Creative Commons)

Pada bulan April, Paus Eugenius III secara resmi menyatakan bahwa perang salib seperti yang terjadi di Timur Tengah akan menghasilkan pengampunan dosa bagi para pejuangnya. Paus kemudian melangkah lebih jauh dengan pernyataan intoleransi yang terkenal berikut ini:

"Kami sepenuhnya melarang, dengan alasan apa pun, gencatan senjata dilakukan dengan suku-suku ini, baik demi uang, atau demi upeti, hingga tiba saatnya, dengan pertolongan Tuhan, mereka akan berpindah agama atau dimusnahkan." (dikutip dalam Phillips, 89)

Gerakan Pasukan Salib sekarang merupakan kampanye misionaris bersenjata. Paus Eugenius bahkan menjadikan pengampunan dosa sepenuhnya jika para penyembah berhala mau masuk agama Kristen.

Pernyataan Paus yang tegas mungkin mencerminkan kesulitan tradisional dalam mengubah agama di wilayah tersebut, khususnya suku Wends.

Ada banyak contoh pengakuan iman yang kemudian dibatalkan, sikap tersebut dianggap sebagai pelanggaran yang lebih buruk daripada menjadi orang pagan.

Praktik-praktik penyembahan berhala tetap dilakukan atau bahkan dicampur dengan praktek-praktek Kristen, dan kampanye-kampanye ditinggalkan demi keuntungan moneter sementara. Sejarah Perang Salib baru ini dirancang untuk menjadi yang terakhir di Baltik.