Sejarah Perang Salib Utara, Ambisi Paus Kristenisasi Penyembah Berhala

By Ricky Jenihansen, Selasa, 3 Oktober 2023 | 07:30 WIB
Perang Salib Utara atau Baltik merupakan upaya Kristenisasi dan memperoleh kakayaan di kawasan Baltik. (Public Domain)

Sejarah Perang Salib WendsBahkan sebelum pasukan Pasukan Salib berangkat, orang-orang Wends sepertinya sudah menyadari mereka akan diserang oleh Kristen barat.

Mereka menyadari bahwa masalah akan segera terjadi, sehingga melancarkan serangan pendahuluan di pelabuhan Lubeck yang dikuasai Kristen.

Antara bulan Juni dan September 1147, tentara Saxon-Denmark kemudian menyerang pemukiman pagan di Dobin dan Malchow, keduanya di timur laut Jerman modern.

Dobin menjadi lebih tenang ketika penduduknya setuju untuk dibaptis, sehingga mengakhiri pertempuran. Sementaram Malchow bernasib lebih buruk, kuilnya dengan berhala pagan dibakar dan wilayah sekitarnya dihancurkan.

Setelah pengepungan yang gagal di Demmin di Sungai Peene, target berikutnya adalah Stettin di Sungai Oder di Pomerania, namun orang-orang di sana berhasil membujuk Pasukan Salib untuk menahan serangan dengan menunjukkan salib dari tembok kota.

Gerakan militer secara keseluruhan, meskipun memiliki tujuan yang tinggi dan dukungan dari paus, tidak lebih baik dibandingkan dengan kelompok penyerbu tahunan yang biasa dikirim ke wilayah tersebut.

Perang Salib juga tidak terbantu oleh ketidakpercayaan yang memecah belah antara Denmark dan Saxon. Hasil akhir yang tidak seberapa adalah konversi seorang kepala suku dan perolehan barang rampasan.

Sementara itu, Pangeran Niklot (pemimpin Wends) tetap berkuasa dan meskipun ada janji masuk Kristen, rakyatnya tetap menganut praktik penyembah berhala. Tentu saja hal ini tidak seperti yang Paus Eugenius bayangkan.