Mengapa Monster dalam Mitologi Yunani Berjenis Kelamin Perempuan?

By Ricky Jenihansen, Selasa, 3 Oktober 2023 | 11:00 WIB
Lukisan Scylla dan Glaucus. Monster dalam mitologi Yunani selalu digambarkan berjenis kelamin perempuan. (Peter Paul Rubens)

Selain itu, rahangnya dapat menangkap dan memangsa pelaut yang tidak menaruh curiga. Di seberang selat, monster laut Charybdis mengancam akan menghancurkan seluruh kapal, menenggelamkan semua orang di dalamnya.

McGreevy menggambarkannya dengan menarik sebagai “saluran sempit dan berbahaya yang penuh dengan bahaya”. Karena ditugaskan untuk melewatinya, Odysseus dan anak buahnya yang tidak menaruh curiga dihadapkan pada Scylla.

Medusa adalah representasi ketakutan terhadap wanita dalam mitologi Yunani. (Jesenias Goodie Bag)

Wanita yang salahMungkinkah ini sekadar perumpamaan ketakutan pria akan jatuh ke dalam pelukan wanita yang salah? Atau kemungkinan besar sebuah cara untuk mengatakan bahwa apa pun yang dilakukan pria, dia pasti akan jatuh ke dalam pelukan wanita yang salah?

Dalam karya ini, setidaknya salah satu makhluk menakutkan digambarkan sebagai wanita dengan Homer menggambarkan Scylla dengan sedikit karakteristik manusia.

Namun dalam penceritaan kembali mitos Yunani oleh penyair Romawi Ovid sedikit berbeda. Karya tersebut ditulis kira-kira 700 tahun kemudian.

Circe, seorang penyihir menyerang Scylla karena cemburu terhadap dewi “saudara perempuannya”. Ia mengubah kakinya menjadi anjing yang menggonggong.

Tentu saja, di dunia modern saat ini, dongeng-dongeng ini dipandang hanya sebagai perumpamaan menarik. Itu mungkin merupakan hasil alami dari dongeng-dongeng tinggi yang diceritakan di sekitar api unggun para pejuang.

Namun, bagi orang-orang kuno, McGreevy mengatakan bahwa mereka “mencerminkan realitas kuasi-historis,” yang sangat umum dalam semua mitologi Yunani. "Para dewa berkeliaran di samping manusia dan tentu saja terkadang memiliki keturunan bersama mereka," katanya.

Jadi masuk akal jika semua ketakutan dan manifestasi psikologis dari kemarahan yang mungkin dialami laki-laki pada saat itu, mendapat kebebasan dalam cerita-cerita yang diceritakan. Jangan lupa, hampir seluruhnya dilakukan oleh laki-laki.

Charybdis, yang pada kenyataannya mungkin adalah pusaran air. Sebuah ancaman eksistensial bagi pelaut mana pun. Ia digambarkan sebagai seorang wanita yang merupakan sumber rasa lapar yang tak terpuaskan.

Sejarawan Yunani Polybius, yang menulis pada abad kedua SM, adalah orang pertama yang menyatakan bahwa memang pusaran air itulah yang telah lama mengancam para pelaut di sepanjang Selat Messina.