Sol dan Mani, Asal Mula Pergantian Matahari dan Bulan Mitologi Nordik

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 7 Oktober 2023 | 07:00 WIB
Dalam mitologi Nordik, Sol dan Mani adalah dewa matahari dan bulan. (Public domain)

Tepat sebelum penangkapannya tapi Hati, Sol melahirkan seorang putri. Dia secantik ibunya dan selamat dari pertempuran Ragnarök.

Para dewa yang masih hidup akan kembali ke Asgard untuk membangun kembali, daratan baru akan muncul, dan sepasang manusia yang masih hidup akan memanjat keluar dari cabang Yggdrasil. Ketika mereka melakukannya, putri Sól menggantikan ibunya di langit untuk memberikan cahaya bagi dunia baru.

Sebagian besar kebudayaan kuno menugaskan sepasang dewa untuk mewakili matahari dan bulan. Sol dan Mani ditampilkan dengan cara yang tersebar luas di seluruh Eropa.

Mereka sangat dekat hubungannya dengan dewa dan dewi Eropa lainnya, sehingga kisah mereka terkadang disalahartikan sebagai edisi selanjutnya yang terinspirasi oleh budaya lain.

Pada bagian pertama arketipe, Sol dan Mani diberi nama sesuai dengan representasinya. Nama mereka secara harfiah diterjemahkan sebagai “matahari” dan “bulan.”

Hal ini terkadang menimbulkan kebingungan antara mitologi Nordik dan Romawi. Kata Latin untuk matahari adalah “sol” dan dewa mereka juga dinamai demikian.

Meskipun beberapa mitos di kemudian hari kemungkinan besar dipengaruhi oleh sumber-sumber Romawi, kesamaan antara Sóo Nordik dan Sol Romawi disebabkan oleh hubungan linguistik yang jauh.

Bahkan, di luar Skandinavia, nama Sól diubah untuk mencerminkan bahasa lokal. Di Jerman dia dikenal sebagai Sunni, sebuah nama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai kata “sun.” Namun kemiripannya tidak hanya terlihat pada cara pemberian nama saja.

Pada mitologi Mesir kuno, di mana dewa matahari Ra sering ditampilkan di atas perahu. Sól dan Máni mengendarai kereta seperti yang dilakukan Helios dan Selene dari Yunani.

Fakta bahwa arketipe ini berkembang pada awal agama Jerman dapat dilihat dalam catatan arkeologi. Patung perunggu berlapis emas yang ditemukan di Selandia berasal dari sekitar tahun 1400 SM dan menunjukkan gambar cakram matahari pada kereta yang ditarik kuda.

Penokohan Sol dan Mani sesuai dengan gender mereka dalam bahasa Jermanik. Meskipun kata Latin sol adalah kata benda maskulin, dalam bahasa Nordik Sol adalah kata benda feminin.

Oleh karena itu, jenis kelamin dewa yang terbalik mungkin dibayangkan untuk membuat personifikasinya cocok dengan bahasanya.