Salahuddin, Pemimpin Muslim Termasyhur dalam Sejarah Perang Salib

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 7 Oktober 2023 | 10:00 WIB
Salahuddin al Ayubi atau Saladin adalah pemimpin Muslim termahsyur dalam sejarah Perang Salib. (Super Stock)

Nationalgeographic.co.id—Salahuddin Al Ayyubi atau dikenal dengan Saladin adalah pemimpin Muslim, sultan Mesir dan panglima perang termahsyur dalam sejarah Perang Salib. Salahuddin tidak hanya pemimpin besar umat Islam, bahkan ia menjadi teladan bagi Kesatriaan Eropa dan dipuja penulis Kristen.

Ia mengalahkan Tentara Salib pada pertempuran Hattin dan kemudian merebut tanah suci Yerusalem pada tahun 1187. Salahuddin menghancurkan negara-negara Timur Latin di Levant dan berhasil memukul mundur Perang Salib Ketiga (1187-1192).

Salahuddin mencapai kesuksesannya dengan menyatukan Peradaban Islam di Timur Dekat dari Mesir hingga Arab melalui perpaduan peperangan, diplomasi, dan janji perang suci.

Keahlian Salahuddin dalam peperangan dan politik, serta kualitas pribadinya yang murah hati dan kesatria, membuat dia dipuja banyak orang. Bahkan oleh para penulis Kristen sekalipun.

Sehingga ia menjadi salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Perang Salib, di Abad Pertengahan dan menjadi subjek sastra yang tak terhitung jumlahnya sejak kematiannya di taman favoritnya di Damaskus pada tahun 1193.

Perjuangan AwalSaladin atau Salahuddin Al Ayyubi bernama lengkap al-Malik al-Nasir Salah al-Dunya wa'l-Din Abu'l Muzaffar Yusuf Ibn Ayyub Ibn Shadi al-Kurdi. Ia adalah putra Ayub, seorang tentara bayaran Kurdi yang terlantar, lahir pada tahun 1137 di kastil Takrit di utara Bagdad.

Saladin kemudian naik pangkat di militer di mana ia mendapatkan reputasi sebagai penunggang kuda yang terampil dan pemain polo yang berbakat.

Dia mengikuti pamannya Shirkuh dalam pertempuran yang menaklukkan Mesir pada tahun 1169. Saladin kemudian mengambil alih jabatan gubernur Mesir dari kerabatnya untuk Nur ad-Din, gubernur independen Aleppo dan Edessa (memerintah 1146-1174).

Sejarawan J. Phillips memberikan gambaran singkat tentang Shalahuddin muda sebagai berikut:

Ketika Nur ad-Din meninggal pada bulan Mei 1174, koalisi negara-negara Muslimnya terpecah ketika penerusnya berjuang untuk mendapatkan supremasi. Salahuddin mengklaim bahwa dialah pewaris sejati dan mengambil alih Mesir.

Patung Salahuddin a Ayubi di Damaskus. (Public Domain)

Menyatukan Peradaban IslamSalahuddin yang sekarang menjadi Sultan Mesir, mengulangi prestasi Nur ad-Din di Suriah ketika ia merebut Damaskus pada tahun 1174.