Salahuddin, Pemimpin Muslim Termasyhur dalam Sejarah Perang Salib

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 7 Oktober 2023 | 10:00 WIB
Salahuddin al Ayubi atau Saladin adalah pemimpin Muslim termahsyur dalam sejarah Perang Salib. (Super Stock)

Yang juga membantu Saladin adalah reputasinya yang semakin meningkat dalam hal keadilan dan kemurahan hati. Citra Saladin yang dipupuk dengan hati-hati sebagai pembela Islam melawan agama-agama saingannya, terutama Kristen.

Lukisan Sejrah Perang Salib yang menggambarkan penyerahan penguasa Latin Guy de Lusignan kepada Saladin setelah pertempuran Hattin pada tahun 1187 M. (Said Tahsine)

Posisi Saladin semakin diperkuat pada bulan Mei 1183 ketika ia merebut Aleppo dan dengan bijaksana membangun armada angkatan laut Mesir yang sangat bermanfaat dalam sejarah Perang Salib.

Pada tahun 1185 Saladin menguasai Mosul dan sebuah perjanjian ditandatangani dengan Kekaisaran Bizantium melawan musuh bersama mereka, Seljuk.

Dia sekarang dapat bergerak ke negara-negara Latin dengan aman karena mengetahui bahwa perbatasannya sendiri aman.

Ketika perhatian kaum Frank terhadap konflik suksesi dan isu siapa yang memerintah Kerajaan Yerusalem, kini saatnya Salahuddin melancarkan serangan.

Pada bulan April 1187 kastil Kerak milik kaum Frank diserang, pasukan yang dipimpin oleh putra Saladin, al-Afdal, bergerak menuju Acre.

Sementara Saladin sendiri mengumpulkan pasukan besar yang terdiri dari pasukan dari Mesir, Suriah, Aleppo dan Jazira (Irak utara).

Kaum Frank mengumpulkan pasukan mereka sebagai tanggapan dan kedua pasukan bertemu di Hattin. Kaum Frank dalam perjalanan ke Tiberias untuk meringankan pengepungan Salahuddin yang nantinya akan dimenangkan dengan gemilang oleh Salahuddin.

Salahuddin Al Ayyubi meninggalkan warisan abadi ketika ia mendirikan dinasti Ayyubiyah yang memerintah hingga tahun 1250 di Mesir dan tahun 1260 di Suriah, yang keduanya digulingkan oleh Mamluk.

Shalahuddin juga meninggalkan warisan di bidang sastra, baik dalam Islam maupun Kristen. Karena begitu mahsyur, bahkan Salahudin menjadi teladan kesatriaan dalam sastra Eropa abad ke-13.

Banyak yang telah ditulis tentang Salahuddin selama masa hidupnya dan setelahnya. Apresiasi terhadap diplomasi dan keterampilan kepemimpinannya dapat ditemukan baik dalam sumber-sumber Muslim maupun Kristen kontemporer.

Hal itu menunjukkan bahwa Salahuddin memang layak untuk posisinya sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Islam, sejarah Perang Salib dan pemimpin besar abad pertengahan.