Nationalgeographic.co.id—Loki adalah dewa dalam mitologi Nordik yang digambarkan sebagai dewa 'penipu' yang licik. Menariknya, meski Loki sangat terkenal dalam budaya populer, tapi tidak ada bukti arkeologi tentang keberadaan Loki dalam mitologi Nordik.
Bahkan, dalam budaya Nordik juga tidak ada bukti adanya pemujaan yang melekat pada Loki. Juga tidak ada fungsi yang jelas dalam kepercayaan Zaman Viking untuk Loki.
Loki memang dikenal dalam mitologi Nordik dengan konotasi negatif. Itu karena sifatnya yang licik dan terutama keterlibatannya dalam kematian dewa Baldr, sehingga menggerakan kedatangan Ragnarok (takdir akhir para dewa di mana dunia dihancurkan.
Meski demikian, harus diakui bahwa Loki memang terkenal. Tidak hanya di budaya populer karena diadaptasi menjadi karakteri dalam Marvel Universe, tapi Loki menempati tempat unik di jajaran dewa Nordik.
Lantas dari mana sebenarnya kisah Loki dalam mitologi Nordik berasal?
Asal usul LokiPara ahli mencatat, sejumlah informasi terbanyak tentang Loki dapat diperoleh dari Prosa Edda karya Snorri Sturluson. Karya itu muncul sekitar tahun 1220 M, salah satu sumber utama tentang mitologi Nordik.
Walaupun kemudian, sumber tersebut ditafsirkan oleh seorang penggemar mitologi Islandia abad ke-13 M saat Kekristenan sudah banyak berpengaruh di pulau tersebut.
Loki juga muncul dalam beberapa puisi skaldik awal, yaitu zaman Viking, puisi pra-Kristen yang terutama didengar di istana oleh raja dan pengiringnya. Puisi itu disusun antara akhir abad ke-9 dan awal abad ke-11 M.
Kisah Loki juga muncul dalam puisi Lokasenna dan Þrymskviða dari Poetic Edda sekitar tahun 1270 M, tetapi berisi materi yang mungkin berasal dari sebelum abad ke-10 M pada Zaman Viking.
Namun demikian, Loki tidak hadir dalam beberapa puisi tertua dari karya ini, Vafþrúðnismál dan Grímnismál. Ditambah dengan ini, ketidakberadaan Loki sama mengejutkannya dengan ketidakhadirannya dalam Gesta Danorum karya Saxo Grammaticus ('Deeds of the Danes', disusun pada awal abad ke-13 M).
Gesta Danorum adalah sebuah karya Denmark yang membahas mitologi Nordik secara ekstensif. Hal itu mungkin menunjukkan bahwa Loki lebih merupakan fitur regional daripada hadir di mana-mana di kawasan Jerman.
Memang benar, sumber-sumber tentang Loki terbatas pada wilayah Jerman utara dan Loki sendiri tidak memiliki persamaan langsung dalam mitologi Jermanik yang lebih luas. Sementara banyak dewa lain dalam mitologi Nordik yang memiliki kesamaan.
Terkait dengan fakta bahwa Loki tidak memiliki bentuk pemujaan yang melekat padanya, sebenarnya memang tidak ada catatan arkeologi yang tepat yang menampilkan Loki.
Padahal, apa yang kita miliki sebagian besar bergantung pada dugaan mengenai identitas figur yang digambarkan pada batu atau artefak.
Satu-satunya yang mungkin paling meyakinkan adalah gambar pada batu Snaptun yang dipahat sekitar tahun 1000 M. Batu itu memperlihatkan wajah dengan bibir dijahit yang mengingatkan pada cerita yang tersimpan dalam Prosa Edda dimana bibir Loki dijahit.
Meski batu ini ditemukan dan dipajang di Denmark, namun batunya sendiri berasal dari Norwegia atau Swedia bagian barat.
Keluarga Loki
Dalam hal keluarga, Prosa Edda Snorri mengisahkan Loki sebagai putra raksasa Fárbauti dan seorang ibu bernama Laufey atau Nál.
Býleistr dan Helblindi adalah saudara laki-lakinya, dan bersama istrinya Sigyn dia memiliki seorang putra bernama Nari atau Narfi.
Tidak puas, Loki menjadi ayah dari tiga anak lagi (dan agak tidak biasa) dari raksasa wanita Angrboda: serigala Fenrir, Ular Midgard yang melingkari dunia, dan Hel, dewi Dunia Bawah.
Hel tidak seperti dua anak pertama, yang kemungkinan besar merupakan narasi tambahan setelah Kekristen berkembang, daripada komponen asli mitologi Zaman Viking.
Bahkan ada kisah aneh di mana Loki berubah bentuk menjadi seekor kuda betina dan melahirkan kuda berkaki delapan, Sleipnir.
Pergeseran bentuk sebenarnya adalah salah satu motif yang berulang dalam cerita tentang Loki. Dalam catatan berbagai sumber, Loki memiliki perubahan wujud sebagai elang; seekor lalat dan seekor kutu; serta makhluk hidup di air seperti salmon dan anjing laut.
Bahkan Loki berganti gender menjadi gadis muda, perempuan tua, dan kuda betina yang disebutkan di atas.
Loki juga sering disebutkan dalam kaitannya dengan udara, angin, dan penerbangan. Dia dikatakan impulsif, dengan lidah yang cepat tetapi sering kali jahat dan kebijaksanaan yang cerdik dan licik.
Snorri menggambarkannya sebagai 'cantik dan menarik untuk dilihat, rohnya jahat, kebiasaannya sangat berubah-ubah.'
Sisi paling negatif dari reputasi Loki terutama disebabkan oleh keterlibatannya dalam kematian dewa yang dikasihi, Baldr.
Dewi Frigg, ibu Baldr, membuat anaknya tak bisa terluka dengan apa pun, kecuali tumbuhan mistletoe. Para dewa bersenang-senang memanah Baldr.
Ketika panah meluncur mengenai Baldr dari segala arah tanpa meninggalkan bekas luka, Loki memutuskan untuk membuat kekacauan dengan memberikan anak panah yang terbuat dari mistletoe. Tanpa disengaja, Loki membunuh saudaranya dengan panah tersebut.
Tapi faktanya, beberapa puisi paling awal yang menampilkan Loki, seperti Ynglingatal, Haustlǫng, Húsdrápa, dan Þórsdrápa dari akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-11 M, menunjukkan dia dalam beberapa kesempatan sebagai sahabat para dewa.
Kejenakaannya dalam memecahkan masalah juga tampaknya berasal dari sumber-sumber yang relatif lebih tua. Secara bertahap ia menjadi lebih jahat ketika kita mencapai sumber-sumber selanjutnya seperti sumber Snorri.
Loki awalnya mungkin lebih seperti seorang pahlawan. Ia memainkan peran penting dalam mitologi Nordik, tidak hanya secara negatif tetapi juga berhubungan dengan kemampuan tipu dayanya.