Mendapat persetujuan melawan Ismail dan Safawi (yang dianggap sesat oleh pandangan Sunni-Ottoman) akan lebih mudah, dibanding melawan Mamluk yang juga adalah Sunni.
Namun akhirnya, kalangan agamawan Kekaisaran Ottoman sepakat untuk mendukung kampanye melawan Mamluk. Persetujuan tersebut didasari bahwa "siapapun yang membantu bidaah adalah bidaah itu sendiri," dan pertempuran melawan mereka dapat dianggap sebagai perang suci. Ini sudah cukup bagi Selim.
Jalannya Perang
Berbekal kesimpulan agama yang mendukungnya, Selim datang dari Malatya ke selatan, ke Suriah bersama rombongan pasukannya.
Tentara Ottoman dan Mamluk bertemu pada 24 Agustus 1516, di sebelah utara Aleppo, di padang Dabik. Dalam beberapa jam saja, pertempuran berakhir.
Pasukan Mamluk baru saja mulai menggunakan mesiu dan hanya memiliki sedikit senjata api, sementara pasukan Ottoman dipersenjatai dengan banyak senapan. Ketika al-Ashraf Qansuh melarikan diri dari medan perang, kepanikan mulai terjadi pada tentara Mamluk.
Tak disangka, ternyata komandan Mamluk, Khair Bak, adalah seorang agen Sultan Utsmaniyah: selama pertempuran, ia menyeberang ke Selim (yang kemudian menjadi penguasa Aleppo).
“Sultan Mamluk tidak selamat, namun keadaan kematiannya tidaklah jelas hingga hari ini,” terang Hayden.
Penduduk Aleppo tidak memiliki kecintaan terhadap Mamluk, dan mereka senang mendengar pasukan Kekaisaran Ottoman datang ke kota mereka. Ketika ia bergerak ke Damaskus, pasukan Selim tidak menemui perlawanan, dan Damaskus juga menyerah tanpa perlawanan.
Pada hari Jumat pertama bulan suci Ramadan, sebuah doa diadakan atas nama Sultan Selim di masjid kota terbesar Kekaisaran Ottoman. Dengan demikian, penguasa Utsmaniyah yang baru di Suriah mengumumkan kepada dunia tentang kemenangannya.
Belum usai, i hadapan Selim dan para penasehatnya, muncul pertanyaan, "Haruskah kita pergi ke Kairo?."
Penaklukan yang dilakukan di Suriah tidak akan aman jika Mesir tetap berada di tangan Mamluk. Selim menerima saran dari mereka yang merekomendasikan untuk melanjutkan operasi militernya.