Nationalgeographic.co.id—Para kesatria adalah kelas sosial yang paling dihormati sekaligus ditakuti dalam sejarah Abad Pertengahan. Saat tidak sedang berperang, para kesatria dalam sejarah Abad Pertengahan biasanya akan tetap menjaga penampilan dan mengasah keterampilan.
Seperti diketahui, kelompok kesatria adalah kelas sosial yang bergengsi dan selalu berpenampilan modis dan mencolok. Hal yang sama juga akan mereka lakukan bahkan saat para mereka tidak sedang berperang.
Kesatria adalah salah satu kelas yang paling menjaga penampilan dalam sejarah Abad Pertengahan. Meski memang, profesi lain seperti rohaniawan sering ditegur karena membuat diri mereka sama mencoloknya seperti Kesatria.
Meskipun pakaian tidak terlalu berbeda di antara kelas-kelas, mereka yang mampu membelinya cenderung mengenakan bahan berkualitas lebih baik dengan kecocokan yang jauh lebih baik.
Tunik (panjang, pendek, empuk, tanpa lengan atau lengan panjang), stoking, jubah, sarung tangan, dan topi dari segala bentuk dan ukuran semuanya dipakai.
Dalam sejarah Abad Pertengahan, pakaian sering dianggap sebagai bagian dari properti kena pajak. Selain itu, pakaian adalah simbol status, dengan bahan tertentu dibatasi pada bangsawan oleh hukum.
Turnamen dan latihan
Selain tetap berpenampilan modis, para kesatria dalam sejarah Abad Pertengahan tetap mengasah keterampilan. Selain berlatih, mereka biasanya akan mengikuti turnamen yang dapat mengasah ketajaman pedang mereka.
Pertandingan ini memiliki dua format, yaitu pertempuran simulasi dan jousting. Pertempuran simulasi adalah turnamen dengan kesatria harus menangkap sesama mereka untuk tebusan.
Adapun dalam jousting, seorang penunggang tunggal bersenjata tombak menyerang lawan yang juga bersenjata serupa.
Para kesatria melindungi diri mereka dengan perisai dan baju besi lengkap. Sering kali itu dikhususkan untuk jousting sehingga wajah dan lengan lebih terlindungi tetapi mobilitas terganggu.
Para kesatria berkuda saling mendekati satu sama lain dengan kecepatan penuh sepanjang 100-200 meter (110-220 yard). Mereka melakukannya di sepanjang area yang dikenal dengan nama list dengan tujuan menjatuhkan lawan dari kudanya.