Untuk meminimalkan risiko cedera (tetapi tentu saja tidak menghilangkannya), senjata diadaptasi seperti pemasangan kepala berujung tiga ke tombak untuk mengurangi dampaknya dan pedang ditumpulkan (dipotong).
Bahkan ada kesempatan untuk berpenampilan dan melakukan semuanya dengan pakaian mewah, paling sering sebagai Knights of the Round Table yang legendaris atau tokoh dari mitologi kuno.
Karena ada wanita bangsawan lokal yang hadir, turnamen juga merupakan kesempatan untuk menampilkan kesatriaan. Turnamen menjadi acara bergengsi dengan hadiah bagi para pemenang sehingga para kesatria mulai berlatih dengan sungguh-sungguh.
Rekreasi
Selain mengikuti turnaman, para kesatria dalam sejarah Abad Pertengahan juga melakukan rekreasi saat tidak bertugas. Aktivitas rekreasi yang paling umum untuk kesatria adalah berburu.
Aktivitas itu sepertinya juga bertujuan untuk tetap mengasah keterampilan mereka sebagai kesatria. Dengan demikian, meski sedang rekreasi sekali pun, para kesatria tetap berlatih.
Mereka menggunakan pemukul dan anjing pemburu. Saat siap, tanduk ditiup untuk memberi sinyal, dan kemudian para bangsawan berkuda dengan sekelompok anjing pemburu untuk mengejar hewan seperti rusa, babi hutan, serigala, rubah, dan kelinci.
Begitu seekor binatang terpojok, seorang bangsawan diberi kesempatan untuk membunuh hewan buruan menggunakan tombak atau busur.
Falconry adalah pengejaran populer lainnya. Tanpa senjata api, elang (falcon) adalah satu-satunya cara untuk menangkap burung yang terbang melampaui jajaran pemanah.
Bagi bangsawan dalam sejarah abad pertengahan, seluruh olahraga memiliki mistik dan mitologi tentang hal itu, di luar pengalaman mereka mendapatkan hewan buruan.
Burung-burung pilihan yang populer adalah elang gyr, elang peregrine, elas gos, dan elang sparrow. Kemudian juga berburu mangsa khas, yaitu burung hutan terutama burung jenjang dan bebek.