Sejarah Abad Pertengahan: Kehidupan Kesatria saat Tidak Berperang

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 14 Oktober 2023 | 10:00 WIB
Kesatria dalam sejarah Abad Pertengahan tetap mengasah keterampilan meski tidak sedang berperang. (The Art Society)

Sebagai bagian dari kode etik Kesatria Abad Pertengahan, kesatria diharapkan tidak hanya terbiasa dengan puisi tetapi juga mampu menyusun dan mendeklamasikannya.

Rekreasi lainnya, para kesatria terkadang membaca buku-buku. Ada buku-buku tentang kesatria, sopan santun meja, perburuan, cerita dari Yunani kuno, hingga legenda Raja Arthur.

Kemudian mereka juga membaca buku biografi kesatria terkenal seperti Richard I dari Inggris (memerintah 1189-1199) dan Sir William Marshal (c. 1146-1219).

Para kesatria juga bermain permainan seperti backgammon, catur, dan dadu, yang mungkin melibatkan taruhan.

Kesopanan

Tidak hanya berlatih dan menjaga penampilan, para kesatria juga menjaga sikap kesatria. Seorang kesatria diharapkan menjadi kesatria setiap saat, bahkan saat tidak perang.

Kode etik kesatria meliputi sikap religius dan sosial. Perilaku tersebut bahkan menjadi semakin penting dengan aliran sastra romantis yang tak ada habisnya yang memuji keutamaan perilaku kesatria.

Menjaga sikap kesatria bertujuan untuk mempertahankan reputasi yang baik dan mendapatkan bantuan dari mereka yang berkuasa.

Seorang kesatria dalam sejarah Abad pertengahan, oleh karena itu, diperlukan untuk menampilkan kualitas sikap kesatria seperti keberanian, kecakapan militer, kehormatan, kesetiaan, keadilan, perilaku baik, dan kemurahan hati.

Jika seorang kesatria tidak melakukan hal-hal ini atau lebih buruk lagi, atau melakukan yang sebaliknya, mereka bisa kehilangan status mereka sebagai kesatria. Yang terparah, reputasi mereka dan keluarga mereka dihitamkan selamanya.