Biara dan Kehidupan Para Biarawan dalam Sejarah Abad Pertengahan

By Ricky Jenihansen, Senin, 16 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Lukisan empat biarawan dalam sejarah Abad Pertengahan. Biarawan adalah bagian penting dalam sejarah Abad Pertengahan, meskipun memang ada pro dan kontra di masyarakat. (Claudio Rinaldi /Creative Commons)

Nationalgeographic.co.id—Biara dan biarawan adalah bagian penting dalam sejarah Abad Pertengahan, meskipun memang ada pro dan kontra di masyarakat. Dengan segala tugasnya, kehidupan para biarawan dianggap lebih baik dari masyarakat Eropa pada umumnya.

Seperti profesi lainnya, para biarawan memperoleh manfaat dari atap yang aman di atas kepala mereka. Meski memang, mereka diharapkan dapat hidup sederhana dengan sedikit harta benta, menghadiri kebaktian dan bahkan bersumpah untuk diam.

Kelebihan lainnya adalah persediaan makanan reguler. Persediaan makanan tersebut memiliki standar yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat diakses oleh sebagian besar masyarakat abad pertengahan.

Selain berusaha untuk lebih dekat dengan Tuhan melalui pengorbanan fisik dan belajar agama, para biarawan juga bisa sangat berguna bagi masyarakat.

Para biarawan dalam sejarah Abad pertengahan mendidik generasi muda aristokrasi dan menghasilkan buku-buku serta manuskrip-manuskrip. Buku dan manuskrip itu penting kemudian dan menjadi catatan sejarah abad pertengahan yang sangat berharga bagi para sejarawan modern.

Pembangunan BiaraMulai abad ke-3 Masehi, terdapat kecenderungan di Mesir dan Suriah. Beberapa orang Kristen memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai hermit atau pertapa penyendiri.

Mereka melakukan ini karena mereka berpikir bahwa tanpa gangguan materi atau duniawi apa pun, mereka akan mencapai pemahaman dan kedekatan yang lebih baik dengan Tuhan.

Selain itu, setiap kali umat Kristiani mula-mula dianiaya, mereka terkadang terpaksa tinggal di daerah pegunungan terpencil di mana kebutuhan hidup tidak mencukupi.

Ketika jumlah individualis ini bertambah, beberapa dari mereka mulai hidup bersama dalam komunitas. Namun terus memisahkan diri dari masyarakat dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk berdoa dan mempelajari kitab suci.

Awalnya, anggota komunitas ini pada dasarnya masih hidup menyendiri dan hanya berkumpul untuk beribadah. Pemimpin mereka, seorang abba (yang kemudian disebut 'abbot') memimpin para individualis ini.

Karena alasan itulah mereka disebut monachos dalam bahasa Yunani, yang berasal dari kata mono yang berarti 'satu', dan merupakan asal kata 'biarawan'.

Seiring berjalannya waktu, dalam bentuk awal biara ini, sikap yang lebih komunal terhadap kehidupan sehari-hari mulai berkembang. Para anggotanya berbagi pekerjaan yang diperlukan untuk menjaga diri mereka tetap mandiri dan mereka berbagi akomodasi dan makanan.