Sejak abad ke-5 M, gagasan tentang biara menyebar ke seluruh Kekaisaran Bizantium dan kemudian ke Eropa Romawi. Masyarakat mengadopsi praktik mereka sendiri yang berbeda berdasarkan ajaran Santo Benediktus dari Nursia (sekitar 480-543 M).
Ordo Benediktin mendorong para anggotanya untuk menjalani kehidupan sesederhana mungkin dengan makanan sederhana, akomodasi dasar, dan harta benda sesedikit mungkin.
Ada serangkaian peraturan yang harus dipatuhi oleh para biarawan. Karena mereka semua hidup dengan cara yang sama, mereka dikenal sebagai 'saudara'.
Aturan biara berbeda antara berbagai ordo yang berkembang sejak abad ke-11 M dan bahkan antar biara independen.
Beberapa ordo lebih ketat, seperti Cistercian yang dibentuk pada tahun 1098 M oleh sekelompok biarawan Benediktin yang menginginkan kehidupan yang tidak terlalu duniawi.
Perempuan juga dapat menjalani kehidupan monastik sebagai biarawati di biara-biara dan biara wanita.
Karena biara dimaksudkan untuk swasembada dalam sejarah Abad Pertengahan, para biarawan harus menggabungkan pekerjaan sehari-hari untuk menghasilkan makanan dengan ibadah bersama dan belajar.
Biara-biara tumbuh dalam kecanggihan dan kekayaan, sangat terbantu oleh keringanan pajak dan sumbangan.
Sehingga, seiring berlalunya dalam sejarah Abad Pertengahan, kerja fisik tidak lagi menjadi kebutuhan bagi para biarawan. Mereka kemudian dapat mengandalkan upaya para awam, buruh upahan, atau budak.
Oleh karena itu, para biarawan pada Abad Pertengahan Tinggi dapat lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengejar ilmu pengetahuan, terutama menghasilkan karya-karya khusus monastik Abad Pertengahan seperti manuskrip beriluminasi.
Rekruitmen Biarawan
Orang-orang tertarik pada kehidupan biara karena berbagai alasan seperti rasa hormat. Fakta bahwa itu adalah pilihan karier yang dihormati.