Peran Gender Setara di Zaman Purba, Perempuan Juga Pergi Berburu

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 22 Oktober 2023 | 08:00 WIB
Masyarakat purbakala memiliki kesempatan yang setara bagi laki-laki dan perempuan untuk berburu. Teori ini memecahkan pandangan usang bahwa laki-laki lebih unggul karena di zaman purba sering berburu. (Matthew Verdolivo /UC Davis IET Academic Technology Services)

Padahal, estrogen punya peran dalam metabolisme lemak sehingga mendorong tubuh lebih berenergi dan menyimpan lemak lebih besar dalam otot. Ada pula perempuan memiliki adiponektin, hormon yang meningkatkan metabolisme lemak, sekaligus menghemat karbohidrat, dan melindungi otot dari kerusakan.

"Jika perempuan lebih mampu menggunakan lemak untuk energi berkelanjutan dan menjaga kondisi otot mereka lebih baik selama berolahraga, maka mereka seharusnya mampu berlari lebih jauh dengan lebih sedikit kelelahan dibandingkan laki-laki," terang Ocobock dan Lacy.

"Faktanya, analisis maraton yang dilakukan oleh Robert Deaner dari Grand Valley State University menunjukkan bahwa perempuan cenderung kurang melambat seiring berjalannya perlombaan dibandingkan dengan laki-laki."

Kesetaraan gender di masa lalu

Lantas, bagaimana dengan peran gender di masa lalu? Kita bisa melihat dimorfisme seksual, sebuah fenomena perbedaan ukuran tubuh antara betina dan jantan yang berpengaruh pada struktur sosial termasuk peran gender.

Temuan arkeologis kerangka manusia di seluruh dunia, termasuk hari ini memiliki dimorfisme seksual yang rendah. "Dimorfisme ukuran seksual rendah merupakan ciri spesies egaliter dan monogami," tulis Ocobock dan Lacy.

"Hal yang sama berlaku untuk nenek moyang manusia selama dua juta tahun terakhir, menunjukkan bahwa struktur sosial manusia berubah dibandingkan nenek moyang awal simpanse," terang mereka.

Berbeda dengan kera, kerabat jauh kita, yang memiliki dimorfisme seksual yang tinggi. Karena dimorfisme yang tinggi, kera jantan yang punya ukuran lebih besar akan bersaing demi mendapatkan betina. Kera paling besar sering disebut pejantan alfa yang mendominasi betina secara sosial.

Temuan arkeologis kerangka manusia di seluruh dunia memiliki perbedaan tubuh antara betina dan jantan. Pada kera, kerabat terdekat manusia, pun memiliki perbedaan ukuran tubuh antara dua jenis kelamin.

Buktinya, ternyata dalam berbagai masyarakat tradisional di seluruh dunia, perempuan juga berburu. Sebuah studi di jurnal PLOS ONE pada 28 Juni 2023, mengidentifikasi 391 masyarakat berburu di seluruh dunia yang tercatat dari tahun 1800-an hingga hari ini.

Analisis studi itu mengungkapkan bahwa 79 persen perempuan dari masyarakat tradisional tersebut melakukan perburuan, terlepas statusnya sebagai ibu. Bahkan, dalam masyarakat yang meyakini bahwa berburu adalah kegiatan sangat penting untuk kebutuhan hidup, 100 persen kalangan perempuan terlibat.

Membawa parang dan keranjang, perempuan muda Embera Katio memimpin kelompok dalam berburu makanan. (Gita Laras Widyaningrum)