Hyperion Mitologi Yunani, Titan 'Cahaya Langit' yang Jarang Dikenal

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 21 Oktober 2023 | 08:00 WIB
Hyperion adalah seorang Titan. Ia adalah dewa cahaya dalam mitologi Yunani. (Via Mythology Source)

Nationalgeographic.co.id—Hyperion adalah salah satu Titan, yang merupakan anak dari Uranus (langit) dan Gaia (bumi). Dalam mitologi Yunani, ia sering dikaitkan dengan matahari dan kadang-kadang disebut sebagai "Titan dari Timur" atau "Titan Matahari".

“Saat ini, sosok Hyperion masih samar-samar. Tidak banyak yang diketahui tentang dewa ini, selain fakta bahwa ia adalah salah satu Titan Yunani,” tulus Ratika Dhar, pada laman History Cooperative.

Dalam mitologi Yunani, ia tak memainkan peran utama. Yang diketahui tentangnya hanyalah bahwa ia adalah salah satu Titan yang mendukung pemerintahan saudaranya, Cronus.

Kisah Hyperion berakhir bahkan sebelum umat manusia ada, dengan jatuhnya para Titan besar setelah perang besar yang dikenal sebagai Titanomachy. Namun, sedikit demi sedikit pengetahuan tentangnya telah digali dari beberapa sumber yang masih ada.

Titan Dewa Cahaya Surgawi Mitologi Yunani

Nama Hyperion berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'yang tinggi' atau 'ia yang mengawasi dari atas'. Ini bukan merujuk pada posisi kekuasaan yang ia pegang, melainkan karena fisiknya.

“Karena Hyperion adalah dewa cahaya surgawi, diyakini bahwa ia sendiri adalah sumber dari semua penerangan,” kata Ratika.

Hyperion bukanlah dewa matahari atau dewa dari sumber cahaya tertentu, yang belum diciptakan. Sebaliknya, ia adalah representasi dari cahaya langit yang menerangi seluruh alam semesta dalam arti yang lebih umum.

Hyperion adalah salah satu dari 12 Titan besar, anak-anak dewi bumi, Gaia, dan dewa langit, Uranus. Para Titan, seperti yang bisa diduga dari nama mereka, bertubuh raksasa. Ia hidup pada Zaman Keemasan, sebelum kedatangan umat manusia.

Dipercayai bahwa empat bersaudara, Hyperion, Coeus, Crius, dan Iapetus mengangkat empat pilar langit yang terletak di empat penjuru bumi dan mengangkat langit. Hyperion ditugaskan sebagai penjaga Pilar Timur, karena dari sisi itulah matahari, bulan, dan anak-anaknya terbit.

Perang Melawan Ayah Mereka

Selain titan yang disebutkan di atas, Gaia dan Uranus juga memiliki anak lainya, yaitu Cyclopes dan Hecatoncheires. Bagi Uranus, penampilan mereka sangatlah menjijikan.

Karena perasaanya tersebut, Uranus mengurung mereka di dalam bumi, jauh di dalam rahim Gaia. Hal ini membuat Gaia kesal, dan memanggil para Titan untuk membunuh Uranus serta membebaskan saudara-saudara mereka.

Uranus dikebiri oleh anaknya sendiri, Kronos atau disebut juga Cronus. (SAILKO)

Beberapa cerita mengatakan bahwa Cronus sendiri yang cukup berani untuk mengangkat senjata melawan ayahnya. Gaia membantunya dengan memberinya sabit adamantine dan membantunya memasang perangkap untuk Uranus.

Namun dalam cerita lain, Ratika menyebutkan, “bahwa empat bersaudara yang memegang pilar-pilar tersebut, mengatakan bahwa mereka menahan Uranus dari Gaia untuk memberi Cronus cukup waktu untuk mengebiri Uranus dengan sabit tersebut.”

Jika demikian, Hyperion jelas merupakan salah satu dari mereka yang membantu Cronus melawan ayah mereka.

Hyperion Mitologi Yunani dan Benda Langit

Dewi Eos di depan kereta matahari. Eos adalah dewi fajar dalam mitologi Yunani. (Creative Commons)

Meskipun kisah-kisah mengenai Hyperion tak banyak yang terungkap, orang-orang mengaitkannya dengan banyak benda langit, termasuk matahari dan bulan.

Dalam kisah hidupnya Hyperion menikahi saudara perempuannya, Theia. Theia adalah dewi Titan yang diasosiasikan dengan warna biru langit. Tidak mengherankan jika mereka melahirkan dewa dan dewi fajar serta matahari dan bulan.

Mereka memiliki tiga anak yang semuanya berhubungan dengan langit dan penerangan. Tak seperti nasibnya, anak-anak Hyperion justru sangat terkenal dalam mitologi Yunani.

Eos, merupakan anak tertua mereka. Ia adalah kehangatan pertama di pagi hari dan tugasnya adalah untuk mengumumkan kedatangan saudaranya, sang dewa matahari.

Helios, adalah dewa matahari bangsa Yunani. Mitologi mengatakan bahwa dia melintasi langit setiap hari dengan kereta emas. Dalam beberapa teks, namanya sering disamakan dengan nama ayahnya. Namun Helios bukanlah dewa segala cahaya, hanya matahari.

Selene, sang dewi bulan, merupakan anak terakhir yang dikatakan mengendarai kereta perang melintasi langit setiap hari, membawa cahaya bulan ke bumi. Ia memiliki banyak anak, melalui Zeus dan juga dengan kekasih manusia bernama Endymion.

Hyperion dalam Sastra dan Budaya Pop

Titan Hyperion muncul dalam sejumlah sumber sastra dan artistik. Mungkin karena ketidakhadirannya dalam mitologi Yunani, dia telah menjadi sosok yang menarik bagi banyak orang.

Penyebutan Hyperion dapat ditemukan dalam literatur Yunani kuno karya Pindar dan Auschylus. Namun Ratika mengatakan, referensi lebih awal “ditemukan dalam Iliad dan Odyssey karya Homer, namun sebagian besar merujuk pada putranya, Helios, dewa yang lebih penting pada saat itu.”

Di era Modern Awal, John Keats menulis puisi epik untuk Titan kuno. Ia mulai menulis Hyperion pada tahun 1818. Namun kemudian ia meninggalkan puisi tersebut lantaran tak puas.

Shakespeare juga membuat referensi untuk Hyperion dalam “Hamlet” dan tampaknya menunjukkan keindahan fisik dan keagungannya dalam bagian itu. 

Untuk seorang tokoh yang hanya memiliki sedikit informasi yang tercatat, sangat menarik bahwa penulis seperti Keats dan Shakespeare begitu terpesona olehnya.