Nationalgeographic.co.id—Legenda cawan suci Kristus adalah salah satu legenda dalam sejarah Abad Pertengahan yang cukup terkenal dan kental unsur mistis. Cawan suci Kristus diyakini merupakan cawan yang digunakan oleh Yesus Kristus beberapa saat sebeul ia meninggal dunia.
Karena begitu terkenal, bahkan legenda cawan suci Kristus menginspirasi banyak penulis dan pendongeng setelahnya. Yang paling terkenal adalah kisah fiksi India Jones and The Last Crusades, diceritakan NAZI mencari cawan suci Kristus untuk memberikan keabadian kepada Sang Fuhrer.
Legenda cawan suci kristus juga dikenal sebagai pencarian cawan atau pencarian cawan suci kristus. Legenda tersebut berkembang dalam sejarah Abad Pertengahan di Eropa, pada tahun 1050 hingga 1485 M.
Legenda cawan suci kristus kemungkinan besar berasal dari Irlandia sebagai cerita rakyat sebelum muncul dalam bentuk tertulis. Legenda tersebut muncul dalam bentuk tertulis sekitar sebelum tahun 1056 M dalam The Profetic Ecstasy of the Phantom, sebuah kisah Irlandia.
Konsep ini kemudian dipopulerkan oleh penyair Perancis Chretien de Troyes (1130-1190 M) dalam bukunya Perceval atau Kisah Cawan Suci (1190 M).
Namun buku itu ia tinggalkan belum selesai dan diselesaikan oleh penyair lain dalam karya yang dikenal sebagai the Four Continuations atau Empat Lanjutan.
Kisah Legenda cawan suci Kristus versi Chretien kental dengan unsur mistis. Ia menampilkan kastil mistis, cawan suci Kristus, prosesi aneh penuh mistis, seorang wanita yang berubah bentuk, dan pahlawan.
Pahlawan itu diharapkan mengajukan pertanyaan yang akan mematahkan mantra sihir. Itu semua adalah elemen yang banyak ditemukan di The Profetic Ecstasy of the Phantom sebelumnya.
Sebutan cawan suci Chretien diubah menjadi cawan suci Kristus pada perjamuan terakhir oleh Robert de Boron (abad ke-12 M) dalam karyanya Joseph of Arimathea. Para penulis selanjutnya melanjutkan tradisi ini menggunakan sebutan cawan suci Kristus.
Asosiasi cawan suci dengan cawan Kristus distandarisasi oleh Sir Thomas Malory dalam bukunya Le Morte D'Arthur (1469 M), yang paling dikenal di zaman modern.
Legenda cawan suci Kristus mungkin berkembang dari ritual perdukunan Celtic, di mana seorang inisiator diharuskan melewati tes tertentu untuk mencapai keadaan visioner yang tinggi.
Maka, pencarian cawan suci Kristus akan menjadi pencarian makna hidup, hakikat ketuhanan, dan melambangkan tujuan hidup seseorang yang sebenarnya.
Secara keseluruhan, legenda cawan suci Kristus mungkin diilhami oleh mitologi Yunani, Romawi, dan Celtic. Budaya tersebut kental dengan unsur mistis, kuali ajaib yang dapat memulihkan kehidupan, dan sejenisnya.
Sifat resonansi dari kisah-kisah pencarian telah menginspirasi penonton selama berabad-abad, dan Legenda Arthurian tetap populer di masa sekarang seperti di masa lalu.
Penyebaran legenda cawan suci KristusIlmuwan Jessie L. Weston, dalam karyanya yang penting From Ritual to Romance, mengklaim bahwa legenda cawan suci Kristus berkembang dari ritual kesuburan awal di Timur.
Ritual itu menghubungkan kesehatan seorang raja dengan kesuburan tanahnya. Sang raja tetap sehat, atau disembuhkan dari penyakit apa pun, melalui ritual yang melibatkan arak-arakan dan permainan peran.
Konsep ini menyebar melalui perdagangan ke Eropa dan kemudian diungkapkan dalam cerita rakyat yang kemudian berkembang menjadi sastra dalam sejarah Abad Pertengahan.
Ilmuwan Arthurian R.S. Loomis mengutip versi tertulis pertama yang diketahui dari 'grail story' sebagai The Profetic Ecstasy of the Phantom. Ditulis di Irlandia sekitar sebelum tahun 1056 M, meskipun kisah ini tidak menyebutkan cawan itu sendiri.
Dalam cerita ini, Raja Agung Irlandia, Conn, bertemu dengan hantu penunggang kuda yang ternyata adalah dewa kesuburan Lugh.
Lugh mengundang Conn untuk makan malam di istananya, dan mereka berangkat bersama, tetapi ketika Conn tiba di istana, dia menemukan Lugh sudah ada di sana dan sebuah pesta besar telah disiapkan.
Saat Conn duduk, dia disuguhi daging dan minuman dalam porsi besar oleh seorang gadis bermahkota cantik yang dikenal sebagai The Sovranty of Ireland.
Saat dia membawa piala emas bir ke pesta, dia bertanya pada Lugh, “Kepada siapa piala ini akan diberikan?” dan Lugh menjawab, “Tuangkan untuk Conn.”
Saat Conn minum dari piala, Lugh mengalami kesurupan dan menyebutkan nama semua keturunan kerajaan Conn. Lugh dan istananya kemudian menghilang, dan Conn ditinggalkan sendirian dengan pialanya.
Kisah seperti ini yang dibicarakan Weston muncul dari ritual kesuburan. Ritual awal melibatkan sosok yang mewakili raja dan tokoh lain yang melambangkan kekuatan alam yang mendukung dan mendorong pemerintahan raja.
Kisah ini memiliki kemiripan seperti dalam cerita awal tentang The Prophetic Ecstasy of the Phantom, melalui karya Chretien, Wolfram dan kisah lainnya. Kemudian dalam kisah perdukunan hingga seseorang yang tiba di tempat yang tidak dikenal.
Legenda Grail terus memberikan resonansi dari legenda dalam sejarah Abad Pertengahan hingga audiens modern. Hal itu karena legenda ini mengilustrasikan motivasi mendasar kondisi manusia, pencarian makna dan tujuan hidup yang paling dalam.