Pertempuran Manzikert, Kesultanan Seljuk Melawan Kekaisaran Bizantium

By Ricky Jenihansen, Senin, 23 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Pertempuran Manzikert adalah perang antara Kesultanan Turki Seljuk Raya dan Kekaisaran Bizantium. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.idPertempuran Manzikert adalah perang antara Kekaisaran Bizantium dan Kesultanan Seljuk Raya pada tahun 1071 M. Kekaisaran Bizantium dipimpin oleh Romanos IV, sedangkan Kesultanan Turki Seljuk Raya dipimpin oleh Sultan Alp Arslan.

Pertempuran ini adalah momen penting bagi Kekaisaran Bizantium yang mengalami kekalahan dan melemahkan kekuasaanya. Sehingga memungkinkan pengembara Turki dapat menetap di Anatolia.

Pertempuran tersebut terjadi pada tanggal 26 Agustus 1071. Pertempuran terjadi ketika tentara Kekaisaran Bizantium dan tentara Kesultanan Turki Seljuk bertemu di Manzikert, yang sekarang disebut Provinsi Mus, Turki.

Bagi Kekaisaran Byzantium, ini adalah kekalahan yang memekakkan telinga. Bagi Kesultanan Turki Seljuk Raya, hal ini merupakan suatu kemenangan karena memungkinkan mereka melakukan terobosan ke Asia Kecil.

Bagi kekaisaran yang kuat, hal ini bahkan lebih memalukan karena Romanos IV Diogenes ditangkap oleh musuh. Ini adalah pertama kalinya setelah Kaisar Romawi Valerian ditangkap hidup-hidup dalam pertempuran.

Setelah Pertempuran Manzikert, Kekaisaran Byzantium pulih secara sementara. Akan tetapi, proses Turkifikasi di pusat kekaisaran Anatolia telah menjadi tanda berakhirnya kekuasaan Kekaisaran Bizantium, meskipun itu terjadi hampir empat abad kemudian.

Latar Belakang Pertempuran Manzikert

Kontak pertama Kekaisaran Bizantium dengan Kesultanan Turki Seljuk Raya terjadi pada masa pemerintahan Konstantinus IX Monomachos pada tahun 1046. Ketika itu Kekaisaran Turki Seljuk Raya yang kuat menyerbu Armenia.

Konstantinus, yang bukan seorang komandan militer yang kompeten, berhasil mendapatkan gencatan senjata yang berlangsung hingga tahun 1064. Ketika itu Kekaisaran Turki Seljuk Raya telah mengambil alih Ani, ibu kota Armenia.

Namun, pada tahun 1053, Konstantinus telah melakukan kesalahan fatal. Ia membubarkan apa yang disebut oleh sejarawan pada masa itu, John Skyllitzes, sebagai “Tentara Iberia”, sebuah kekuatan yang berkekuatan 50.000 orang.

Akibatnya, pertahanan bagian timur Kekaisaran Bizantium melemah secara signifikan, sehingga Kesultanan Seljuk Raya dapat bergerak lebih jauh ke Anatolia.

Bahkan, pada tahun 1067 mereka bergerak lebih jauh lagi dengan menaklukkan Kaisarea. Kaisarea adalah kota kecil yang sekarang dikenal sebagai Kaisarea Palestina.