Setelah dicetak, iklan tersebut berbunyi, “Kami membeli batang baja berkualitas tinggi dan membuat jarum halus, siap digunakan di rumah dalam waktu singkat. Tersedia harga yang menguntungkan untuk pembeli grosir.”
Di era Dinasti Yuan, masyarakat mulai mencetak iklan di atas kertas yang digunakan untuk membungkus dan membawa barang. Pada tahun 1985, para arkeolog menggali kuburan Dinasti Yuan. Saat itu mereka juga menemukan bungkus yang mengiklankan bisnis cat.
Iklan itu berbunyi, “Kami memproduksi cat minyak kelas satu berwarna merah cerah, ungu, dan lainnya. Silakan mencobanya dan Anda akan menemukan keunikannya.”
Slogan dan jingle
Tentu saja, cara yang paling sederhana untuk menarik pelanggan adalah dengan menyatakan kualitas dan harga barang.
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, penyair Qu Yuan membuat puisi Heavenly Questions. Puisinya itu berkisah tentang seorang ahli strategi militer terkenal dari Dinasti Zhou, Jiang. Sebelum Jiang bertemu Raja Wen dari Zhou dan direkrut sebagai penasihatnya, dia adalah seorang tukang daging.
Jiang mengetuk pisaunya di atas meja untuk membuat keramaian di pasar. “Sebuah metode yang mungkin primitif, tetapi cukup untuk menarik perhatian beberapa pelanggan,” tambah Jiahui.
Catatan juga menunjukkan bahwa penjual pada masa Dinasti Han menggunakan musik untuk menarik pembeli. Dalam Annotations of the Book of Songs, diungkapkan bahwa penjual permen meniup seruling bambu kuno untuk menarik pelanggan.
Namun suara yang ramai saja mungkin tidak cukup saat itu. Para pedagang juga mulai menciptakan pantun dan nyanyian untuk memasarkan barang dagangannya. Saat perdagangan berkembang pesat di Kekaisaran Tiongkok, sajak atau pantun untuk berjualan pun menjadi sebuah seni.
Menurut Records of the Origins of Affairs and Things, Di ibu kota, penjual selalu meneriakkan pantun. Orang-orang mengadaptasi sebuah lagu dan mengarang lirik untuk menjadikannya bentuk artistik menyenangkan.
Hawking Sounds of the Beijing Market merekam beberapa iklan yang menarik di Kekaisaran Tiongkok selama Dinasti Qing. Iklan di masa itu menekankan pada pada sajak dan hiburan. Sehingga banyak liriknya yang tidak masuk akal untuk zaman sekarang. Misalnya saja, seorang penjual akan berteriak: “Ambil segenggam kacang buncis tumis! Nikahi seorang istri dan lupakan orang tuamu!”
Yang lain berhasil menciptakan jingle yang masuk akal. Seorang penjual jus plum sambil berteriak, “Ini menghilangkan dahaga dan menghilangkan panas; dengan rasa mawar dan gula. Jika Anda tidak percaya ini enak, belilah satu untuk dicicipi!”