Sejarah Dunia: ketika Putri Kekaisaran Tiongkok Jadi Mata-Mata Jepang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 2 November 2023 | 19:00 WIB
Dalam sejarah dunia, kisah hidup Yoshiko Kawashima tampak seperti di film-film. Ia terlahir sebagai seorang putri Kekaisaran Tiongkok yang kemudian menjadi mata-mata Jepang. (Kamisaka Fuyuko )

Yoshiko Kawashima menjelaskan bahwa dia bukanlah orang yang konvensional. Dia menunggang kuda ke sekolah dan mulai mengenakan pakaian pria. Sang putri pun memotong rambutnya menjadi potongan yang parah. (Asahi Shinbun-Bungei Shunyū)

Citra publiknya yang buruk pun menarik perhatian media. Hal ini membuat ayah angkatnya segera mengatur pernikahannya. Kawashima menikah dengan pangeran Mongol Ganjuurjab. Namun Kawashima menolak dibatasi oleh pernikahan. “Ia pun segera terjun ke dalam kehidupan malam di Tokyo,” tambah Dunn.

Pada tahun 1931, pemberontak berusia 24 tahun itu tidak memiliki kontak, keluarga, uang, atau masa depan. Sang putri berpindah-pindah dari ruang dansa, bar, hingga kasino. Tidak memiliki pekerjaan, dia harus memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilannya. Saat itulah dia mendapat telepon dari Tentara Kwantung Jepang.

Yoshiko Kawashima menjadi mata-mata Jepang

Tentara Kwantung Jepang telah lama mengincar Manchuria. Mereka bahkan menganggap wilayah tersebut, yang terletak di sebelah Korea, sebagai milik sah Kekaisaran Jepang. Pada tahun 1931, perwira Jepang menanam bom lemah di bawah rel kereta api di luar kota Shenyang.

Kini Jepang menguasai Manchuria tapi mereka ingin membuatnya tampak sebagai kekuasaan yang sah.

Kawashima pun jadi calon potensial bagi intelijen militer Jepang. Ia memiliki koneksi dengan Mongolia dan Manchuria. Selain itu, semangat petualang dan keterampilannya dalam menyamar pun membuat pemerintah Jepang terkesima.

Kawashima mulai bekerja untuk Jenderal Kenji Doihara. Sang jenderal dikenal sebagai Lawrence dari Manchuria. “Ia merupakan arsitek industri opium yang mengerikan di Manchuria,” Dunn menambahkan lagi.

Sekarang, ketika rencana Jepang untuk mendirikan negara boneka Manchuria hampir selesai. Mereka hanya membutuhkan pemimpin kekaisaran yang mudah dikendalikan. Kawashima membujuk Kaisar Qing Puyi yang digulingkan untuk menjadi penguasa Manchukuo. Melalui dia, Kawashima berpeluang untuk mencapai tujuannya. Ia ingin mengembalikan Dinasti Qing ke kursi kekuasaan di Kekaisaran Tiongkok.

Manchukuo, kerajaan boneka yang dikuasai oleh Jepang dalam sejarah dunia

Menurut Ryukichi Tanaka, kekasih Kawashima, eksploitasi berikutnya adalah memprovokasi kerusuhan yang disertai kekerasan di Shanghai. Pada musim dingin tahun 1932, Tanaka mengeklaim bahwa Kawashima berkeliling kota. Ia membayar pekerja untuk melancarkan kerusuhan dan perkelahian yang disertai kekerasan. Pekerjaan ini memberikan alasan lain bagi pasukan Jepang untuk memperkuat posisi mereka di Tiongkok.

Selama ini, dia memainkan peran sebagai prajurit gagah di Manchukuo. Kawashima memimpin pasukan kecil yang terdiri dari beberapa ribu pasukan kavaleri untuk menekan pejuang Tiongkok.