Cerita Lima Pemred National Geographic Regional Asia Bertahan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 5 November 2023 | 09:00 WIB
Para pimpinan redaksi National Geographic dari lima negara, perwakilan National geographic Asia, National Geographic Explorers, dan para fotografer National Geographic berfoto bersama di pameran 10 Pictures Telling Stories oleh National Geographic edisi Thailand pada 7 Oktober 2023 di Bangkok. (National Geographic Thai)

Nationalgeographic.co.id—Sejak berdiri pada Januari 1888, National Geographic sebagai media yang mengungkapkan sains dan penjelajahan telah menyebar di berbagai negara, termasuk di Asia. Akan tetapi, berbagai tantangan harus dihadapi dari setiap negara dan waktu yang terus berubah. Tidak sedikit dari edisi lokal harus tutup karena tantangan ini.

7 Oktober 2023, National Geographic regional Asia seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan, berkumpul di Bangkok. Pertemuan itu diadakan dalam konferensi National Geographic Media APAC Best Practices & Brainstorm. Setiap kepala redaksi negara-negara Asia-Pasifik berbagi cerita tentang majalah dan jenama National Geographic dikelola di lima negara.

"Tantangan yang kita hadapi saat ini hanya yang berkaitan dengan mempublikasikan konten yang bagus," kata Yungshih Lee, Editor in Chief edisi Taiwan. "Itu tidak cukup untuk membuat kita bertahan hidup lebih lama."

Menurut Lee, National Geographic di berbagai negara di Asia tidak bisa selamanya mengandalkan majalah. Era publikasi media sudah berbeda dari analog ke digital, sehingga kebiasaan masyarakat pun turut berubah.

Oleh karena itu, melalui pertemuan itu para pemimpin redaksi juga berbagi cara terbaik yang dilakukan masing-masing negara. Demi menghidupi edisi setiap negara, mereka juga berbagi ide dan memilai proyek kolaborasi baru yang dapat muncul di masa depan untuk menyajikan berbagai kisah.

Konferensi ini merupakan bagian dari acara Sustainability Expo 2023 (SX2023). Setiap cerita dari masing-masing negara didengarkan dan diamati oleh perwakilan National Geographic Asia di bawah The Walt Disney Company. 

Taiwan: Inovasi Lebih Dekat dengan Komunitas

Lebih lanjut, Lee menjelaskan bahwa penjualan majalah National Geographic edisi Taiwan mengalami "penurunan yang tidak mengejutkan," dan iklan yang juga turut menurun. Upaya adaptasi mereka adalah membuat konten dokumenter lokal yang menghasilkan beberapa pertumbuhan pada penjualan mereka, walau kurang dari kata memuaskan.

Walau tren penjualan menurun, nama National Geographic Taiwan masih mendapat hati di kalangan masyarakat. Hal itu dapat dibuktikan setiap kali penayangan konten dokumenter dengan jumlah rata-rata pengguna aktif sekitar satu juta setiap bulannya.

Edisi Taiwan pun membuat pemasukan tambahan pada publikasi digitalnya. Beberapa konten dapat dinikmati atau dibaca secara gratis, dan konten premium yang dapat dibaca secara gratis lima artikel per bulan. Jika ingin mendapatkan bacaan yang lebih lengkap dari konten premium, pengguna harus membayar keanggotaan.

Di media sosial, National Geographic Taiwan mendapatkan respons yang baik. Contohnya, di Facebook mereka memiliki jutaan pengikut dan jangkauan setiap bulannya. Begitu juga di YouTube dan Instagram dengan ratusan ribu pengikut.

Demi menarik komunitas, edisi Taiwan memiliki cara berbeda. Mereka memperluas jenama ke berbagai acara seperti pameran foto New Age of Exploration yang menampilkan konten dan foto dari berbagai edisi majalah yang telah dipublikasikan.