Dalam legenda kekaisaran Inca, semua raksasa ini kecuali dua kemudian kembali ke bentuk batu aslinya. Hingga nantinya, beberapa di antaranya di kemudian hari masih dapat dilihat berdiri megah di situs-situs seperti Tiahuanaco (juga dikenal sebagai Tiwanaku) dan Pukará.
Dewa Viracocha kemudian juga menciptakan pria dan wanita. Namun kali ini dia menggunakan tanah liat.
Dia juga memberi mereka hadiah seperti pakaian, bahasa, pertanian, dan seni dan kemudian menciptakan semua binatang.
Yang lebih bermanfaat lagi adalah keputusan dewa Viracocha untuk menciptakan matahari, bulan, dan bintang sehingga membawa terang bagi dunia. Benda-benda langit ini tercipta dari pulau-pulau di Danau Titicaca.
Setelah selesai dan tidak diragukan lagi, dewa Viracocha sangat puas dengan kerja kerasnya. Dewa Viracocha kemudian berangkat untuk menyebarkan pengetahuan peradabannya ke seluruh dunia dengan berpakaian seperti seorang pengemis.
Dalam perjalanan jauhnya, dewa Viracocha mengambil nama seperti Con Ticci Viracocha (juga dieja Kon-Tiki), Atun-Viracocha, dan Contiti Viracocha Pachayachachic.
Dalam perjalanannya ia dibantu oleh dua putra atau saudara laki-laki bernama Imaymana Viracocha dan Tocapo Viracocha.
Dewa Viracocha tidak selalu diterima dengan baik meskipun pengetahuan yang diberikannya, bahkan terkadang ia dilempari batu.
Perjalanan dewa Viracocha kemudian berakhir di Manta (di Ekuador). Dewa Viracocha kemudian berjalan melintasi perairan Pasifik (dalam beberapa versi dia berlayar dengan rakit) menuju ke barat.
Namun demikian, meski telah melakukan perjalanan jauh melintasi perairan Pasifik, dewa Viracocha berjanji untuk kembali suatu hari nanti ke Kekaiaran Inca dan tempat karya terbesarnya.
Pemujaan dewa Viracocha