Viracocha, Dewa Pencipta Alam Semesta dalam Keyakinan Kekaisaran Inca

By Ricky Jenihansen, Minggu, 12 November 2023 | 07:00 WIB
Dewa Viracocha adalah dewa tertinggi dan pencipta alam semesta di Kekaisaran Inca. (Maguilaz/Wikimedia Commons/CC BY-SA 4.0)

Nationalgeographic.co.id - Kekaisaran Inca memiliki keyakikan terhadap banyak dewa, tetapi mereka meyakini ada satu dewa tertinggi yang bernama Viracocha. Dewa Viracocha adalah dewa tertinggi yang menciptakan alam semesta dan ayah dari semua dewa Kekaisaran Inca lainnya.

Dewa Viracocha juga dikenal sebagai Huiracocha, Wiraqoca, dan Wiro Qocha. Sebagai ayah dari semua dewa dan sebagai dewa pencipta, dialah yang menciptakan bumi, langit, matahari, bulan, dan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Ketika dia menyelesaikan pekerjaan dan penciptaannya, dewa Viracocha diyakini telah melakukan perjalanan jauh dan luas untuk mengajarkan kemanusiaan.

Viracocha juga membawa seni yang beradab sebelum dia menuju ke barat melintasi lautan Pasifik, hingga kemudian tidak pernah terlihat lagi, tetapi berjanji suatu hari akan kembali.

Dalam ketidakhadirannya, para dewa yang lain, yang lebih rendah ditugaskan untuk menjaga kepentingan umat manusia. Namun Viracocha selalu mengawasi kemajuan anak-anaknya dari jauh.

Nama Alternatif

Sebagai dewa pencipta peradaban pegunungan Andes tertinggi, dewa Viracocha tentu saja diyakini ada di mana-mana. Dewa Viracocha paling sering disebut oleh masyarakat kekaisaran Inca menggunakan deskripsi berbagai fungsinya.

Dewa Viracocha lebih disebutkan dengan fungsinya daripada nama umum yang mungkin. Nama-nama lain tersebut dapat danau, buih, atau lautan luas.

Nama-nama lain tersebut, mungkin digunakan karena nama asli sang dewa terlalu suci untuk diucapkan. Nama-nama lainnya antara lain, yaitu Ilya (cahaya), Ticci (permulaan), dan Wiraqoca Pacayacaciq (pengajar).

Dewa Pencipta

Menurut literatur kekaisaran Inca, manusia sebenarnya diyakini sebagai upaya kedua dewa Viracocha pada makhluk hidup. Dalam keyakinan kekaisaran Inca, dewa Viracocha pertama kali menciptakan ras raksasa dari batu di zaman kegelapan.

Namun, raksasa ini terbukti sulit diatur dan dewa Viracocha perlu menghukum mereka dengan mengirimkan banjir besar.

Dalam legenda kekaisaran Inca, semua raksasa ini kecuali dua kemudian kembali ke bentuk batu aslinya. Hingga nantinya, beberapa di antaranya di kemudian hari masih dapat dilihat berdiri megah di situs-situs seperti Tiahuanaco (juga dikenal sebagai Tiwanaku) dan Pukará.

Dewa Viracocha kemudian juga menciptakan pria dan wanita. Namun kali ini dia menggunakan tanah liat.

Dia juga memberi mereka hadiah seperti pakaian, bahasa, pertanian, dan seni dan kemudian menciptakan semua binatang.

Yang lebih bermanfaat lagi adalah keputusan dewa Viracocha untuk menciptakan matahari, bulan, dan bintang sehingga membawa terang bagi dunia. Benda-benda langit ini tercipta dari pulau-pulau di Danau Titicaca.

Setelah selesai dan tidak diragukan lagi, dewa Viracocha sangat puas dengan kerja kerasnya. Dewa Viracocha kemudian berangkat untuk menyebarkan pengetahuan peradabannya ke seluruh dunia dengan berpakaian seperti seorang pengemis.

Dalam perjalanan jauhnya, dewa Viracocha mengambil nama seperti Con Ticci Viracocha (juga dieja Kon-Tiki), Atun-Viracocha, dan Contiti Viracocha Pachayachachic.

Dalam perjalanannya ia dibantu oleh dua putra atau saudara laki-laki bernama Imaymana Viracocha dan Tocapo Viracocha.

Dewa Viracocha tidak selalu diterima dengan baik meskipun pengetahuan yang diberikannya, bahkan terkadang ia dilempari batu.

Perjalanan dewa Viracocha kemudian berakhir di Manta (di Ekuador). Dewa Viracocha kemudian berjalan melintasi perairan Pasifik (dalam beberapa versi dia berlayar dengan rakit) menuju ke barat.

Namun demikian, meski telah melakukan perjalanan jauh melintasi perairan Pasifik, dewa Viracocha berjanji untuk kembali suatu hari nanti ke Kekaiaran Inca dan tempat karya terbesarnya.

Gate of the Sun di Tiwanaku, Bolivia. Di ambangnya terdapat sosok Dewa Virochoca. (Dennis Jarvis/Wikimedia Commons/CC BY-SA 2.0)

Pemujaan dewa Viracocha

Dewa Viracocha sebenarnya juga dipuja oleh peradaban sebelum kekaisaran Inca di Peru. Sebelum kemudian juga dimasukkan ke dalam keyakinan kekaisaran Inca.

Dalam mitologi kekaisaran Inca, dewa memberikan hiasan kepala dan kapak perang kepada penguasa kekaisaran Inca pertama Manco Capac. Ia menjanjikan bahwa Inca akan menaklukkan semua yang ada di hadapan mereka.

Nama dewa ini juga diambil oleh raja yang dikenal sebagai Viracocha Inca (meninggal tahun 1438 M), dan ini mungkin juga merupakan waktu ketika dewa tersebut secara resmi ditambahkan ke dalam keluarga dewa Inca.

Dewa Viracocha disembah di ibu kota kekaisaran Inca, Cuzco. Dewa Viracocha juga memiliki kuil dan patung yang didedikasikan untuknya di Caha dan Urcos.

Dewa Viracocha juga mendapatkan pengorbanan manusia (termasuk anak-anak) dan sering kali, llama. Pengorbanan ini dipersembahkan kepada dewa pada acara-acara seremonial penting.

Sebenarnya dewa-dewa kekaisaran Inca lainnya lebih penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat umum. Sementara dewa Viracocha pada dasarnya disembah oleh kaum bangsawan, dan biasanya pada saat krisis politik.

Dewa Viracocha dalam Seni

Dalam seni, Dewa Viracocha sering digambarkan sebagai seorang lelaki tua berjanggut yang mengenakan jubah panjang dan ditopang oleh tongkat.

Salah satu representasi paling awal mungkin adalah patung menangis di reruntuhan Tiwanaku, dekat Danau Titicaca, situs tradisional Inca tempat segala sesuatu pertama kali diciptakan.

Di sini, penggambaran dewa Viracocha dipahat di ambang pintu gerbang besar. Sang dewa memegang petir di masing-masing tangannya dan memakai mahkota dengan sinar matahari sementara air matanya melambangkan hujan.

Patung dewa terkenal lainnya adalah patung emas berukuran tiga perempat di Cuzco. Patung ini oleh orang Spanyol digambarkan sebagai patung laki-laki berkulit putih berjanggut yang mengenakan jubah panjang.