Lima Perang Terlama dalam Sejarah Dunia: Invasi yang Jadi Biang Keladi

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 11 November 2023 | 12:49 WIB
Perang Reconquista merupakan perang terlama dalam sejarah dunia. (Francisco de Paula Van Halen - Museo del Prado)

Nationalgeographic.co.id—Konflik dan perang telah menjadi fakta kehidupan yang brutal dalam sejarah dunia. Selama berabad-abad, umat manusia telah menyaksikan pertempuran antarnegara yang telah mengubah jalannya sejarah dunia.

Banyak konflik berlangsung berlarut-larut, bahkan terus bertahan lama sekalipun para pejuang mereka telah meninggal dunia. Ambisi dan invasi menjadi alasan di balik perang-perang ini

Catatan berikut ini, dikutip dari WorldAtlas, mengkaji beberapa perang dan konflik terpanjang dalam sejarah dunia yang warisannya masih bergema sepanjang waktu baik pada tingkat global maupun pribadi.

Untuk memahami ketegangan-ketegangan yang ada saat ini, kita harus menelusuri siapa yang memprakarsai konflik-konflik historis ini dan mengapa konflik-konflik tersebut terjadi.

Lalu kemudian apa dampak-dampaknya, dan mungkin yang paling penting, kapan perjuangan-perjuangan yang telah berlangsung selama berabad-abad ini akhirnya berakhir. Bagaimanapun, generasi mendatang tidak dapat memadamkan potensi kekerasan umat manusia tanpa pendidikan diri yang sungguh-sungguh.

Konflik di Palestina yang bermula dari kepindahan orang-orang Yahudi dari Eropa ke tanah Arab itu tampaknya juga akan berlangsung lama. Namun sejarah manusia sejauh ini sudah punya catatan tersendiri soal deretan perang terlama yang banyak bermula dan invasi dan perebutan wilayah.

Berikut ini adalah lima perang terlama dalam sejarah dunia. Dan semuanya melibatkan orang-orang di atau dari wilayah Eropa.

1. Reconquista – 781 Tahun

Berlangsung selama 781 tahun, Reconquista adalah perang yang panjang dan sulit yang dilakukan oleh pasukan Spanyol dan Portugis melawan penguasa Muslim di Semenanjung Iberia.

Konflik dimulai sekitar tahun 711 M ketika tentara Islam-Berber melintasi Selat Gibraltar. Para penyerbu ini memasuki Spanyol dan Portugal, dan pada tahun 718 M, bangsa Moor menguasai sebagian besar Iberia.

Kerajaan Kristen jatuh ke tangan kehebatan Kekhalifahan Kordoban hingga khalifah terpecah pada abad ke-11. Setelah itu, kerajaan-kerajaan Kristen perlahan-lahan bangkit kembali dan tumbuh mendominasi semenanjung tersebut.

Meskipun ada serangkaian kekalahan dan kemenangan di kedua belah pihak selama berabad-abad, pada akhirnya, pada tahun 1492 M, Granada di bagian selatan Andalusia akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand II dan Isabella I.

Kekalahan itu menandai berakhirnya salah satu perang perlama dan mengantarkan era baru Kekristenan Katolik di Iberia saat memasuki Renaisans.

2. Perang Romawi-Jermanik – 708 Tahun

Perang Romawi-Jerman adalah serangkaian konflik yang berlangsung selama 708 tahun, dari tahun 113 SM hingga 596 M. Bentrokan kedua peradaban ini mengakibatkan tergesernya Kekaisaran Romawi dan wilayah leluhur Jermanik dari abad ke-2 SM hingga abad ke-10 Masehi.

Meskipun terjadi banyak pertempuran dan aliansi selama berabad-abad ini, peristiwa penting adalah kekalahan Romulus Augustus dari Odoacer pada tahun 476, yang menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Barat secara resmi.

Selama 120 tahun berikutnya, penguasa Franka dan Visigoth terus membedah Kekaisaran Romawi sambil berinteraksi dengan para jenderal Bizantium dari Romawi Timur.

Perang Bizantium-Lombard tumpang tindih dengan Perang Romawi-Jermanik, dan pada saat inilah Romawi Barat tidak ada lagi. Hal ini mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 708 tahun tersebut. Kesimpulannya, Perang Romawi-Jermanik berlangsung dalam jangka waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berdampak pada wilayah Eropa.

3. Perang Inggris-Prancis – 706 Tahun

Perang Inggris-Prancis adalah serangkaian konflik yang terjadi selama 706 tahun, mulai dari tahun 1109 M hingga kekalahan kedua Napoleon pada tahun 1815.

Pada saat itu, Kekaisaran Napoleon menyerah pada kekuatan gabungan Eropa. Perang Inggris-Prancis terutama terjadi untuk menguasai tanah Prancis dan mencakup pertempuran penting seperti Agincourt, Crecy, dan Waterloo.

Perjuangan awal ditandai dengan keberhasilan penempatan para pemanah panjang Inggris yang legendaris, yang dilatih untuk menggunakan busur besar yew sejak usia muda.

Namun, Perang Inggris-Prancis juga mempunyai dampak yang luas di luar Eropa, memainkan peran penting dalam membentuk koloni independen di luar negeri. Misalnya, Perancis memberikan sumber daya penting kepada Amerika Serikat pada Revolusi Amerika tahun 1775.

Menariknya, meskipun terdapat banyak konflik antara Perancis dan Inggris selama periode ini, konflik tersebut tidak berlangsung terus-menerus. Perang ini diselingi oleh periode perdamaian yang relatif panjang.

Frekuensi sporadis tersebut menggambarkan betapa dinamisnya situasi geopolitik saat ketegangan bisa berubah dari perang menjadi damai dalam waktu singkat.

4. Perang Romawi-Persia – 681 Tahun

Perang Romawi–Persia melibatkan dua kerajaan paling kuat di dunia kuno dalam konflik. Peperangan ini dimulai pada pertengahan abad ke-1 SM dan baru berakhir pada tahun 628 M, dan berlangsung selama 681 tahun.

Perang dimulai dengan kegagalan negosiasi aliansi antara Mithridates II dan Lucius Cornelius Sulla, diikuti dengan invasi ke Mesopotamia oleh jenderal Romawi Marcus Crassus pada tahun 53 SM.

Selama perang ini, ada periode ketika kedua belah pihak meraih kemenangan signifikan atas satu sama lain. Akhirnya Kaisar Romawi Timur Heraclius dan saudaranya Theodore berhasil memberikan pukulan fatal kepada Kekaisaran Persia, dan penguasa Persia berikutnya berhasil menuntut perdamaian.

Bahkan saat ini, Perang Romawi–Persia adalah salah satu perang terpanjang dan paling berpengaruh dalam sejarah, karena inovasi teknologi mengubah taktik militer dunia selama berabad-abad mendatang.

5. Perang Bizantium-Bulgaria – 675 Tahun

Perang Bizantium–Bulgaria adalah serangkaian konflik yang terjadi selama 675 tahun antara Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan Bulgaria. Peperangan dimulai ketika Khan Asparuh memimpin rakyatnya, bangsa Bulgar, menyeberangi sungai Danube ke wilayah Bizantium pada tahun 680 M dan mendirikan kerajaan mereka.

Meskipun Kekaisaran Bulgaria dan keberhasilannya menimbulkan ancaman signifikan terhadap kedaulatan Bizantium, selama konflik yang berlangsung selama berabad-abad, kedua kekaisaran mencapai tingkat perdamaian dan keamanan tertentu dengan menandatangani perjanjian dan gencatan senjata jangka panjang.

Perdamaian tersebut pada akhirnya hancur di bawah pemerintahan Tsar Simeon dan Tsar Ivan Alexander, yang bertekad untuk memperluas Kekaisaran mereka lebih jauh ke wilayah Bizantium.

Perang terakhir dari seri ini membawa kemenangan bagi Bulgaria pada tahun 1355 M, yang pada akhirnya mengarah pada penaklukan Ottoman, dan menandai berakhirnya kedua kerajaan tersebut.