Suatu hari di musim panas, seorang asisten laboratorium, Mary Hunt, tiba dengan membawa blewah yang dia beli di pasar. Secara kebetulan, blewah tersebut tertutupi oleh jamur Penicillium chrysogeum, dan jamur tersebut menghasilkan penisilin 200 kali lebih banyak dibandingkan spesies yang dideskripsikan Fleming.
Namun bahkan spesies tersebut memerlukan peningkatan dengan sinar-X dan filtrasi yang menyebabkan mutasi, yang pada akhirnya menghasilkan penisilin 1.000 kali lebih banyak daripada batch pertama dari Penicillium notatum.
Dari bulan Januari sampai Mei tahun 1942, 400 juta unit penisilin murni akhirnya dapat diproduksi. Pada akhir perang, perusahaan farmasi Amerika memproduksi 650 miliar unit per bulan.
Sepanjang sejarah, pembunuh utama dalam perang adalah infeksi, bukan cedera akibat pertempuran. Pada Perang Dunia I, angka kematian akibat pneumonia bakterial adalah 18 persen; pada Perang Dunia II, angkanya turun menjadi kurang dari 1 persen.
Akhirnya, pada tahun 1945, Fleming, Florey, dan Chain–tetapi bukan Heatley–dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran.
Pada tahun 1990, Oxford menggantikan pengawasan komite Nobel dengan memberikan Heatley gelar doktor kehormatan kedokteran pertama dalam 800 tahun sejarahnya.
Cukuplah untuk mengatakan bahwa pencapaian besar Alexander Fleming, dalam pengembangan penisilin ternyata memerlukan bantuan Florey, Chain, dan Heatley, serta pasukan pekerja laboratorium lainnya.