Sejarah Dunia Kuno: Piramida Menkaure dan Harta Karun yang Hilang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 16 November 2023 | 13:19 WIB
Meski kecil, Piramida Menkaure merupakan salah satu piramida terindah di Mesir kuno. Dalam sejarah dunia kuno, piramida ini memiliki rahasia yang belum terpecahkan. (Blushade/CC BY-SA 2.5)

Nationalgeographic.co.id—Meski kecil, Piramida Menkaure merupakan salah satu piramida terindah di Mesir kuno. Dalam sejarah dunia kuno, piramida ini memiliki rahasia yang belum terpecahkan.

Dulunya dilapisi granit merah muda dari Aswan, kini memiliki lubang besar di sisi utaranya. Lubang tersebut dibuat pada abad ke-12 oleh putra Saladin dengan harapan menemukan harta karun di dalam bangunan tersebut. Dia tidak berhasil.

Isi makam Menkaure baru muncul ke permukaan pada abad ke-19. Sayangnya, harta karun bernilai tinggi dalam sejarah dunia kuno itu hilang di laut saat diangkut ke British Museum.

Piramida paling indah di Giza

Kita semua pernah mendengar tentang Piramida Giza. Piramida tersebut adalah milik tiga raja, yang namanya selalu diulang dalam urutan tertentu: Khufu, Khafre, dan Menkaure. Atau Cheops, Chefren, dan Micerinus, dalam ejaan umum Yunani.

Menkaure seakan “diasingkan” karena dia memiliki piramida terkecil dari ketiganya. Jika dibandingkan dengan piramida-piramida para firaun lainnya, monumen pemakaman Menkaure terkesan remeh. Namun, menurut catatan sejarah dunia kuno, tidak diragukan lagi bahwa piramida Menkaure adalah yang paling indah dari ketiganya.

Awalnya berdiri dengan ketinggian 65,5 meter, intinya dibangun dari granit dan batu kapur Aswan terbaik. “Kemudian, bagian terbawah dari struktur tersebut dilapisi dengan granit merah,” tulis Sebastian Maydana di laman The Collector. Bagian atasnya dilapisi dengan batu kapur dari Tura, batu yang sangat halus yang dianggap sebagai bahan peti mati terbaik.

Selesai dibangun pada masa pemerintahan Menkaure, pada Dinasti ke-4, sekitar 2.500 SM. Namun, kuil kamar mayat untuk menampung patung pemujaan raja diselesaikan oleh penerusnya, Shepseskaf.

Sejumlah monumen dan tambahan ditempatkan di sekitar piramida Menkaure bersama dengan sisa-sisa Kerajaan Lama lainnya.

Siapakah Firaun Menkaure dalam sejarah dunia kuno?

Menkaure adalah anak Khafre dan cucu Khufu. Secara umum disepakati bahwa dia sebenarnya adalah penerus Khafre, tetapi hal ini masih diperdebatkan. Pasalnya, sumber-sumber kuno menyatakan sebaliknya.

Menkaure memiliki setidaknya dua istri dan lima anak. Salah satu anaknya mewarisi takhta setelah kematian Menkaure. Kanon Turin, daftar Kerajaan Baru dari setiap firaun, rusak berat. Turin tersebut hanya menyisakan satu digit di kolom yang menuliskan masa pemerintahannya: angka 8. Jadi, secara umum diterima bahwa ia memerintah selama (minimal) 18 tahun.

Apa yang dilakukannya pada tahun-tahun tersebut juga sama samarnya, terlepas dari berbagai monumen dan patung yang dibuatnya. Patung-patung ini adalah salah satu contoh terbaik seni Kerajaan Lama dan bisa dibilang seni Mesir kuno secara keseluruhan.

Piramida Menkaure dalam sejarah dunia kuno

Piramida Giza sudah dikenal sejak zaman dahulu. Faktanya, piramida Giza sangat populer di dunia kuno dan termasuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia.

Selama ribuan tahun, bangunan-bangunan tersebut tetap tersegel sesuai keinginan pembuatnya. Kemudian, pada abad ke-19, kegemaran terhadap arkeologi menarik banyak penjelajah kaya untuk mengunjungi monumen-monumen Mesir. “Mereka sangat tertarik dengan piramida yang misterius,” tambah Maydana. Saat itu, para penjelajah kuno menganggap piramida di Giza sebagai lumbung Yusuf.

Pada tahun 1836, Kolonel Richard Howard Vyse dari Angkatan Darat Inggris mengunjungi Giza. Salah satu detail piramida Menkaure menarik perhatiannya. Terdapat alur besar di sisi utara bangunan, cukup dalam tetapi tidak cukup untuk menembus struktur granit padat piramida. Ia pun menyadari jika “luka” tersebut disebabkan oleh para pemahat batu. Mereka diperintahkan untuk menghancurkan piramida tujuh sekitar 700 tahun sebelumnya.

Kebetulan, Mesir telah ditaklukkan oleh tentara Ayyubiyah Saladin pada tahun 1171. Ayyubiyah Saladin mendirikan kesultanan di sepanjang Sungai Nil. Putra Salahuddin, Al-Aziz, memerintah setelahnya. Al-Aziz memulai rencana ambisius untuk membongkar piramida. Rupanya, dia yakin bahwa ada harta karun di dalamnya. Maka Al-Aziz memerintahkan sejumlah prajurit dan pemahat batu untuk membongkar balok-balok padat piramida tersebut.  

Seperti yang dikonfirmasi oleh Kolonel Vyse ratusan tahun setelah kejadian tersebut, mereka tidak mampu menembus piramida Menkaure. “Kecuali goresan kecil di permukaan,” Maydana menambahkan lagi. Sultan akhirnya menyerah, mengetahui bahwa ini adalah operasi yang mahal dan kecil kemungkinannya untuk berhasil.

Harta karun Menkaure yang hilang tanpa jejak

Vyse dan rombongan menemukan piramida Menkaure di Mesir nyaris tidak rusak. Ia menganggap upaya untuk menembus bangunan tua itu adalah ide yang bagus. Namun, metodenya tidak menggunakan kekerasan, karena terbukti tidak ada gunanya. Sebaliknya, dia memilih untuk mengamati dataran tinggi Giza dengan cermat.

Akhirnya, Vyse menemukan sebuah saluran sempit yang langsung menuju ke dalam piramida. Namun saluran itu tidak cukup lebar untuk dilewati seseorang. Butuh waktu dua bulan kerja untuk melebarkannya dengan menggunakan tiang panjang yang dilengkapi mata bor. Akhirnya Vyse bisa masuk ke dalam Kamar Raja. Saat ini, secara umum diterima bahwa saluran ini berfungsi sebagai ventilasi.   

Pada akhir tahun 1837, Vyse menemukan bukaan lain yang lebih besar pada piramida. Lubang tersebut diperkirakan dibuat oleh perampok. Kini bukaan itu menjadi pintu masuk utama yang digunakan wisatawan untuk mengunjungi bagian dalam piramida.

Sayangnya, Kamar Raja telah dirampok, tutup sarkofagus dilepas dan peti kayu dibawa keluar untuk diperiksa. Tulang dan potongan pembungkus mumi ditemukan berserakan di lantai. Hanya sedikit yang ditemukan di dalam ruangan itu, kecuali sarkofagus, yang terlalu besar untuk dikeluarkan.

Pada titik ini, Vyse memutuskan bahwa pekerjaannya telah selesai. Ia pun kembali ke Inggris. Namun para pejabat Inggris yang tetap tinggal di Giza punya rencana sendiri. Mereka berhasil dengan susah payah menyeret sarkofagus batu yang berat itu keluar dari piramida. Rencananya sarkofagus itu akan dibawa ke Mesir dengan kapal.

Namun kapal kayu bernama Beatrice tidak pernah sampai ke tujuannya. Kapal tersebut tenggelam di lepas pantai Malta. Dua sarkofagus Menkaure dan dua sarkofagus lainnya yang ditemukan di dalam piramida besar pun tenggelam ke kedalaman laut Mediterania. Vyse tidak pernah kembali ke Mesir dan bangkai kapal Beatrice tidak pernah ditemukan.

Mengulik piramida Menkaure

Setelah penggalian yang dilakukan oleh Kolonel Vyse, sejumlah besar ahli Mesir Kuno mempelajari piramida Menkaure. Ternyata, beberapa bagian permukaan luarnya kasar. Hal ini menandakan bahwa permukaan luar tersebut belum sepenuhnya selesai. Hal ini mungkin mengecewakan bagi para wisatawan. Bagi para ilmuwan, ini merupakan kesempatan yang sangat besar untuk mempelajari secara pasti bagaimana piramida Mesir dibangun.

Reruntuhan kompleks piramida meliputi beberapa bangunan satelit seperti kuil piramida, kuil lembah, dan tiga piramida kecil. Dua dari “piramida ratu” belum selesai, namun piramida ketiga diperkirakan telah selesai. Ahli Mesir kuno berspekulasi bahwa piramida ini berisi mumi istri Menkaure dan patung raja sendiri.

John Shae Perring, salah satu anggota ekspedisi Vyse, melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh Kolonel Inggris itu. Ia mengambil tanggung jawab untuk mendokumentasikan semua yang mereka temukan. Perring menghasilkan sejumlah sketsa yang sangat rinci. Sketsa tersebut merinci ukuran dan posisi beberapa terowongan, koridor, dan ruang di dalam piramida Menkaure.

Tidak hanya itu, Perring kemudian menerbitkan karya yang terdokumentasi dengan sangat baik dalam tiga jilid, berjudul The Pyramids of Gizeh (1839-1842).  

Seperti yang telah kita lihat, Menkaure dan piramidanya telah menarik banyak perhatian sepanjang sejarah. Namun, kita hanya mengetahui sedikit tentang dia atau masa pemerintahannya. Bahkan, piramidanya masih menyimpan misteri yang masih harus diungkap.

Ahli Mesir Kuno hanya bisa mengakui fakta bahwa banyak hal di balik Menkaure dan piramidanya yang hilang selamanya, namun masih ada harapan. Ketertarikan dan penelitian yang terus-menerus terhadap monumen pemakaman Menkaure kelak dapat memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang Kerajaan Lama. “Salah satu periode sejarah Mesir kuno yang paling luar biasa dan menakjubkan,” ujar Maydana.